Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   

About Me

My photo
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
HP/WA : 085800000608

Total Pageviews

MAKALAH POPULASI & SAMPEL -- Dosen : HM. Suprawi Djhri, M.Ag




MAKALAH
POPULASI & SAMPEL
Dosen : HM. Suprawi Djhri, M.Ag
 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk  itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian populasi?
2.    Apa saja jenis-jenis populasi?
3.    Apa pengertian sampel?
4.    Bagaimana ciri-ciri sampel yang baik?
5.    Apa alasan menggunakan sampling?
6.    Apa keuntungan penggunaan sampel?
7.    Bagaimana cara mengambil sampel?

C.    Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian populasi
2.    Untuk mengetahui jenis-jenis populasi
3.    Untuk mengetahui pengertian sampel
4.    Untuk mengetahui ciri-ciri sampel yang baik
5.    Untuk mengetahui alasan penggunaan sampling
6.    Untuk mengetahui keuntungan penggunaan sampel
7.    Untuk mengetahui  bagaimana cara mengambil sampel


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Populasi
1.    Pengertian Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117). 
Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengan data bukan barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan Ridwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek penelitian.
Menurut Margono (2010:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya dalam Sugiyono (2006:117)
Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi adalah:
a.    Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan.
b.    Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/ daerah tertentu yang telah ditetapkan.
c.    Merupakan batas-batas (boundary) yang mempunyai sifa-sifat tertentu yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.
d.    Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan.

2.    Jenis-Jenis Populasi
Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
a.    Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.
b.    Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti pasir di pantai.

Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:
a.    Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.
b.    Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

B.    Sampel
1.    Pengertian Sampel
Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Beberapa pendapat ahli tentang pengertian sampel adalah sebagai berikut:
a.    Sax (1979: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas dari unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi, unsur-unsur tersebut hendaklah mewakili populasi.
b.    Warwick (1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah sebagian dari suatu hal yang luas, yang khusus dipilih untuk mewakili keseluruhan.
c.    Kerlinger (1973:118) menyatakan: Sampling is taking any portion of a population or universe as representative of that population or universe.
d.    Leedy (1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih dengan hati-hati sehingga dengan melalui cara sedemikian peneliti akan dapat melihat karakteristik total populasi.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi betul-betul representatif (mewakili).

2.    Ciri-Ciri Sampel yang Baik
Berangkat dari berbagi pendapat yang telah diutarakan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri sampel yang baik adalah:
a.    Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan benar.
b.    Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
c.    Besarnya ukuran sampel hendaknya mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.

3.    Alasan Sampling
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel menurut Sudjana (2002:161) adalah :
a.    Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu  sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b.    Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih–lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
c.    Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih cepat.
d.    Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
e.    Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat  dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f.    Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian  sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi

4.    Keuntungan Penggunaan Sampel
Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel, yaitu
a.    Biaya menjadi berkurang
b.    Lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data
c.    Lebih akurat
d.    Lebih luas ruang cakupan penelitian

5.    Cara Pengambilan Sampel atau Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non Probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling (Sugiyono, 2012:81).

a.    Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:

1)    Simple Random Sampling
Dikatan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada salam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

2)    Proportionate Stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

3)    Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

4)    Cluster Sampling (Area Sampling)
Sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Tempat sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secra sampling juga.

b.    Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:

1)    Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sambil berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua anggota itu diberi nomot urut yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.

2)    Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan izin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Lalu pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.

3)    Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

4)    Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan pada penelitian kualitatif.

5)    Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi yang relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

6)    Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang tetapi dengan dua  orang ini belim merasa lengkap terhadap data yang diberikan maka peneliti mencari orang yang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball.


BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.    Populasi seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
2.    Jenis-jenis populasi adalah populasi terbatas dan populasi tidak terbatas.
3.    Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut atau sebagai wakil dari populasi yang diteliti.
4.    Ciri-ciri sampel yang baik adalah sampel dipilih dengan cara hati-hati, harus mewakili populasi dan besarnya ukuran sampel dapat diterima secara statistik.
5.    Alasan penggunaan sampling adalah ukuran populasi, masalah biaya, masalah waktu, percobaan yang sifatnya merusak, masalah ketelitian dan masalah ekonomis.
6.    Keuntungan penggunaan sampel adalah biaya menjadi berkurang, lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data, lebih akurat dan lebih luas ruang cakupan penelitian.
7.    Cara mengambil sampel atau teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability sampling.

B.    SARAN
    
       Besar harapan kami pembaca dapat merasakan manfaat dari hasil kerja kami dan kritik pembaca yang bersifat membangun dapat menjadi pelajaran berharga untuk kami menjadi lebih baik lagi mambuat suatu makalah selanjutnya.
       Dan kami berharap dalam melakukan penelitian, mahasiswa diharuskan mengikuti aturan-aturan dan juga prosedur-prosedur, agar penelitian yang dilakukan diharapkan memiliki  jawaban yang akurat terhadap suatu permasalahan.


DAFTAR PUSTAKA


Alma, Buchari. 2009. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta

Dedy. 2012. Makalah Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan sampel\makalah-populasi-dan-sampel2.html. Akses tanggal 10 April 2014

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Narbuko, Cholid dan Abu Achamadi.2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara

Nazir. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Malang: Andi yogyakarta

Sholihi, Ribbi. 2013. Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan sampel\makalah-populasi-dan-sampel.html. Akses tanggal 10 April 2014

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Darsito.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

----------------------------
Abu ilyas - 087730000021









TERJEMAHAN MOTODOLOGI PENELITIAN -- Dosen : Bp. Mibtadin



TERJEMAHAN 
METODOLOGI PENELITIAN
Dosen Pengampu : Bp. Mibtadin
Survei adalah metode yang sistematis untuk mengumpulkan informasi dari sampel entitas untuk tujuan membangun deskriptor kuantitatif atribut dari populasi yang lebih besar dari yang entitas adalah anggota. kata sistematis disengaja dan bermakna membedakan survei dari cara lain untuk mengumpulkan informasi. frase sampel muncul dalam definisi karena beberapa kali survei mencoba untuk mengukur setiap orang dalam populasi dan kadang-kadang hanya sampel

deskriptorkuantitatifdisebutstatistik. statistikringkasankuantitatifpengamatanpadaset elemen. beberapastatistik deskriptif, menggambarkanukuran dandistribusidariberbagai atributdalam suatu populasi. lainnya adalah statistik analitik mengukur bagaimana dua atau lebih variabel yang terkait, (koefisien regresi yang menggambarkan berapa banyak kenaikan pendapatan yang terkait dengan peningkatan tahun pendidikan, korelasi antara pendidikan dan jumlah buku yang dibaca di tahun lalu) Tujuanyang menetapkansurveiterpisah dariupayalainuntuk menggambarkanorangatau peristiwa. statistikmencobauntuk menggambarkankarakteristik dasaratau pengalamandaripopulasi yang besardan kecildi dunia kita

    hampir setiap negara di dunia menggunakan survei untuk memperkirakan tingkat pengangguran mereka,prevalensi dasar imunisasi terhadap penyakit opini tentang pemerintah pusat, niat untuk memberikan suara dalam pemilu mendatang, dan kepuasan masyarakat dengan layanan dan produk yang mereka beli. Survei adalah alat kunci dalam melacak tren ekonomi global. tingkat inflasi harga, dan investasi di perusahaan-perusahaan ekonomi baru.Survei adalah salah satu metode yang paling umum digunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk memahami cara masyarakat bekerja dan untuk menguji teori perilaku. dalam cara yang sangat nyata, survei adalah sebuah blok bangunan penting dalam masyarakat berbasis informasi modern.

 meskipun berbagai kegiatan yang disebut survei, buku ini berfokus pada survei yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.    Informasi dikumpulkan terutama dengan mengajukan pertanyaan orang
2.    informasi disebut baik dengan memiliki pewawancara mengajukan pertanyaan dan merekam jawaban atau dengan memiliki orang membaca atau mendengar pertanyaan dan mencatat jawaban mereka sendiri
3.    informasi disebut trom hanya sebagian dari populasi yang akan dijelaskan sampel daripada dari semua anggota

ilmu ology adalah Yunani untuk "studi" metodologi survei adalah studi tentang metode survei. itu adalah studi tentang sumber kesalahan dalam survei dan bagaimana membuat nomor yang dihasilkan oleh survei seakurat mungkin. di sini kata "kesalahan", mengacu pada penyimpangan atau keberangkatan dari hasil yang diinginkan.


1.2 sejarah singkat penelitian survei
converse(1987) telah menghasilkanakunpenting darisejarahsurveipenelitiandi Amerika Serikat, dan kamimenceritakanbeberapa highlightsdi sini.ada empatperspektifpada surveiyanglayakmenggambarkan:tujuanyangsurveidimasukkan, pengembangandesainpertanyaan, pengembangan metodesampling,danpengembangan metodepengumpulan data.



1.2.1 TUJUAN DARI SURVEY

mungkinjenisyang paling awaldarisurveiadalahsensusumumnyadilakukanolehpemerintahtujuansensusperpajakanatau representasipoliticial. di Amerika Serikat, konstitusimenetapkan bahwasensusharusdilakukansetiap sepuluhtahun, untukreapportionrumahwakilmencerminkanpolakediamanpenduduksaat ini. ini memberikanstatistik darisensusimporpolitik yang besar. karena ini,mereka seringpolitikcontroversial.
alasanawalyang menonjoluntuk surveiadalahuntuk memperoleh pemahaman tentangmasalah sosial. beberapa orangmelacak asalpenelitiansurveimodern untukcharlesbooth.whomenghasilkan penelitianberjudulhiduplandmarkdan tenaga kerjadarimasyarakatlondon.asmenceritakanconverseitu, boothmenghabiskanuangsendiriuntuk mengumpulkandata tebalpadamiskin dilondondanalasanmerekayang miskin. tulisnyadilaest17volumeberdasarkan datayang ia kumpulkan. ia tidakmenggunakanmetodesepertiyangkita gunakan saat iniadajugadidefinisikantekniksampling,tidak ada pertanyaanstandar. memang,observasipewawancaradan kesimpulanyang dihasilkanbanyak informasi. Namun, studi boothdigunakanringkasankuantitatifdari pengukuranyang sistematisuntuk memahamimasalahsosialyang mendasar.

berbeda denganpenelitianmasalah sosial, jurnalismedanriset pasartumbuhuntuk menggunakansurvei untukkembalipandangansistematika"orang di jalan". minat khususadalahreaksi terhadappemimpin politikdan preferensikepentinganelections.thatmendatangmenyebabkan perkembanganmodernopini publikpolling. dengan caraterkait,risetpasarmencaripengetahuan tentangreaksi"nyata" orang untukprodukataujasayang sudah ada dandirencanakan. sedinitahun 1930-anadapenelitian yang seriuspada apaprogram danpesan yang disampaikanmelaluiradioakanpaling populer. para penelitimulaimenggunakansurveisampelyang lebih luasuntuk menghasilkaninformasi yang lebih bergunauntukpembuat keputusankomersial.

selama abad ke-20 awal, opini publik polling dan riset pasar, begitu dilakukan oleh perusahaan yang sama, berkembang untuk menggunakan survei mail dan telepon surveys.they sering sampel dari daftar yang tersedia, seperti telepon, SIM, pemilih yang terdaftar, atau daftar pelanggan majalah .they mengumpulkan data mereka terutama dengan meminta seperangkat tetap pertanyaan: pengamatan oleh pewawancara dan pelaporan proxy situatons orang lain yang bukan bagian dari apa yang mereka naaded.these fitur yang langsung terkait dengan perbedaan yang paling penting antara apa yang mereka lakukan apa yang orang-orang yang telah pergi sebelum telah melakukan: daripada mengumpulkan data tentang fakta dan karakteristik tujuan orang, polling dan riset pasar surveyor yang tertarik pada apa yang orang tahu, merasa dan berpikir.

pengukuransikap dan pendapatadalahkunci dasardarifilosofimanajemenmodern yangmenempatkan banyakberat badanpada kepuasan pelanggan.costumersurvei kepuasanmengukurekspektasipembelitentang kualitasprodukatau layanan danseberapa baikexpectionsmerekabertemuditransactions.suchtertentusurveiadalah alatdi mana-manadarimanajemenuntuk meningkatkankinerjaorganisasi mereka.

politisi danahli strategipolitiksekarang percayaoponionjajak pendapatsangat penting untukkeputusan yang baikpadastrategi kampanyedan pesankepada masyarakat tentangissues.indeedpenting, kritikumumpolitisimodern adalah bahwamerekaterlalu bergantungpada datapollinguntuk membentukpendapat pribadi mereka, memilih untuk mencerminkan pandanganpublikdaripadamemberikan kepemimpinankepada masyarakat tentangmasalah


1.2.2    pengembangan interogasi standar

kepentingandalam mengukurnegarasubjektif(yaitu, karakteristik yangtidak dapat diamati, diinternalisasidalam diri seseorang) juga memilikieffecberfokusatentionpada pertanyaankata-katadanpengumpulan datametode, ketika mengumpulkaninformasi faktual, penelitiantidakberpikir itupenting untukcarefulypertanyaankata.Seringkali, pewawancaradikirimkeluardengan daftartujuan, seperti usia, pekerjaan, pendidikan, danpewawancaraakanmemutuskanbagaimana pertanyaantersebut akanworded. rearchersberpengalamanseringmelakukanwawancara, dengan keyakinan besarbahwa mereka tahubagaimana untukfrase pertanyaanuntuk mendapatkanjawaban yang baik.

Namun,riset pasar danorganisasipollingmelakukansejumlah besarwawancara, menggunakanorangbaru direkrutdengantidak memiliki latar belakangkhusus dalamkebutuhansciences.Ofsosial, penelitiharusmenentukan lebihhati-hatiinformasi yang dicariolehsurvei. Lebih lanjut,peneliti menemukan bahwaperubahan kecil dalamkata-katadaripertanyaansikapkadang-kadangmemilikiluar biasa besarpadajawaban.

Dengan demikian, di awalpengembangansurvei opini, perhatian mulaidiberikan untukmemberikanpewawancarapertanyaanhati-hati wordedbahwa merekamemintadengan cara yang persissama untuk setiapwawancara. Juga, sebagai pewawancarayangdigunakan lebihuntuk mengajukan pertanyaan, ditemukan bahwa bagaimanamereka bertanyapertanyaan danjawaban yang tercatatbisamempengaruhi hasil. iniakhirnya menyebabkanpara penelitimelatihdanmengawasipewawancaralebih formaldaripadasebelumnya.

Pertanyaankatajugadipengaruhisebagaiakademisimulaimembayarperhatiandengan apa yangpenelitikomersiallakukan. Psychometricians, psikolog yangmengukurkeadaan psikologis, telahtertarik pada bagaimanauntuk menempatkannomorbermaknapadasubjektifstates.Measuringintelijenupayapertamadalam arah ini. Namun,orang-orangsepertiThurstonejuga bekerja padahwuntukmenetapkan nomorsikap, perasaan, dan peringkat(misalnya, ThurstonedanChave, 1929.

Untuk sebagian besar, pendekatan merekayang sangatrumit dandigunakanterutamaketika merekabisa mendapatkancaptiverelawan mahasiswakolaseuntuk mengisipanjang, kuesioneryang sangatberlebihan. INSTRUMENseperti itutidakakan bergunabagi kebanyakanwawancarasurveidengansampel yang representatif; thetterlalu lamauntuk mengukursatu ataubeberapasikap.

RensisLikertdalamPhDdisertasinya(likert, 1932), bagaimanapun,menunjukkan bahwasatu, pertanyaanefisien, dengan satu setskalajawaban, bisamencapai banyakhal yang samascriessebagaipanjangcomparisionsdipasangkan. Likertditerapkanpekerjaansurvei(dan kemudian mendirikanunisersitydariMichiganpusatpenelitian surveipada tahun 1946.


1.2.3

pengembangan metode sampling, penelitian awal, seperti booth, pada dasarnya mencoba untuk mengumpulkan data pada setiap elemen dari sensus population.such didefinisikan menghindari masalah kesalahan yang timbul dari pengukuran hanya subset dari populasi, tapi jelas tidak praktis untuk populations.indeed besar, kesulitan menganalisis Data sensus lengkap menyebabkan upaya awal untuk meringkas sensus dengan mengambil sampel dari upaya returns.early untuk sampel akan mempelajari kota 'khas' 'atau mereka sengaja akan mencoba untuk mengumpulkan individu untuk membuat sampel terlihat seperti penduduk-untuk contoh , dengan mewawancarai sekitar setengah laki-laki dan perempuan, dan mencoba untuk memiliki mereka didistribusikan secara geografis dengan cara yang mirip dengan penduduk.
pikir teori probabilitas didirikan pada abad ke-18 aplikasi untuk sampel praktis pekerjaan survei sebagian besar tertunda sampai abad ke-20 aplikasi pertama yang pengambilan dari '' Saya dan N 'seleksi yang sistematis' dari returns.these sensus yang '' probabilitas sampel '' yaitu, setiap catatan memiliki dikenal non nol kesempatan seleksi menjadi sampel.

terobosan besar dalam pengambilan sampel berasal dari orang-orang yang melakukan penelitian pada urutan agriculture.in untuk pradice hasil panen, ahli statistik telah bekerja keluar strategi mereka disebut '' daerah probabilyti sampel '' ini hanya apa yang Souns seperti: mereka akan sampel daerah atau bidang tanah dan mencari tahu apa yang petani lakukan dengan mereka plot di musim semi (misalnya, jika mereka menanam sesuatu pada mereka dan, jika demikian, apa yang) untuk proyek apa tanaman gugur akan terlihat suka.Staf teknik yang sama adalah dikembangkan untuk sampel rumah tangga: dengan menggambar sampel blok geografis di kota-kota atau lahan di daerah pedesaan, daftar unit perumahan di blok atau saluran pedesaan, maka sampling unit rumah yang terdaftar, samplers menemukan cara untuk memberikan semua rumah tangga, dan dengan ekstention orang-orang yang tinggal di dalamnya, Anda berkesempatan bertatap muka untuk menjadi sampled.the atraction dari teknik ini di tutul penghapusan kebutuhan untuk daftar semua orang atau semua rumah tangga di reor populasi untuk menggambar sempel.

depresi dan perang dunia 2 yang rangsangan utama untuk penelitian survei. salah satu awal sampel probabilitas modern ditarik untuk survei bulanan pengangguran, mulai Desember 1939, yang dipimpin oleh ahli statistik berusia 29 tahun, Morris Hansen, yang terakhir menjadi tokoh utama di lapangan (Hansen, Hurwitz, dan Madow, 1953) .Selama perang, pemerintah federal menjadi tertarik untuk melakukan survei untuk mengukur sikap dan pendapat, seperti minat membeli obligasi perang, serta informasi faktual masyarakat. sumber daya yang cukup ditujukan untuk survei selama perang, dan penelitian yang direkrut untuk bekerja dengan pemerintah selama akhir perang datang untuk memainkan peran penting dalam pengembangan metode survei. ketika perang usai, metodologi dipahami bahwa untuk menghasilkan statistik berbasis populasi yang baik itu perlu untuk menghadiri tiga aspek metodologi survei: bagaimana pertanyaan yang dirancang; bagaimana data dikumpulkan, termasuk pelatihan pewawancara dan bagaimana sampel diambil.

sampel probabilitas adalah standar oleh penyihir sampel lainnya dihakimi. mereka secara rutin digunakan oleh lembaga statistik hampir semua pemerintah ketika data digunakan untuk memberikan informasi penting bagi makers.they kebijakan yang digunakan untuk survei digunakan dalam litigasi. mereka digunakan untuk pengukuran media khalayak ukuran, yang pada gilirannya menentukan tarif iklan .in pendek, setiap kali negara besar naik pada nilai sampel, probability sampling umumnya digunakan.


1.2.4

Survei tumbuh menjadi alat populer karena evolusi metode untuk mengumpulkan data yang sistematis murah dan cepat.

Kuesioner kertas dikirimkan ditawarkan biaya yang sangat rendah untuk mengukur populasi melek. Memang, pada tahun 1960 tes formal prosedur sensus berdasarkan kuesioner dikirimkan berhasil ke tingkat yang tahun 1970 sensus sebagian besar survei kuesioner dikirimkan. Selanjutnya, kuesioner dikirimkan terbukti jauh lebih murah daripada mengirim pewawancara untuk mengunjungi kasus sampel. Di sisi lain, survei dikirimkan mana tunduk pada keanehan layanan pos, yang, bahkan ketika itu bekerja dengan sempurna, menghasilkan berjangka waktu survei yang berlangsung bulan, bukan minggu.

Dengan penyebaran layanan telepon di seluruh negeri, peneliti pasar pertama kali melihat dua keuntungan dari menggunakan media sebagai alat pengumpulan ADATA. Itu jauh lebih cepat daripada survei kuesioner mail, dan itu masih cheapher dari tatap muka survei. Selama beberapa dekade, namun, modus yang menderita dari cakupan jelas kurangnya telepon antara anggota miskin dan lebih transien masyarakat. Oleh 1990-an, bagaimanapun, hampir semua riset pasar telah pindah dari wajah survei wajah dan banyak penelitian ilmiah dekat belakang dalam meninggalkan modus itu. Itu sebagian besar pemerintah federal yang terus mengandalkan tatap muka survei rumah tangga.

Seperti banyak bidang aktivitas manusia, lompatan besar dalam efisiensi survei berasal dari penemuan komputer. Salah satu komputer pertama yang dibuat di Amerika Serikat digunakan dalam pengolahan data sensus sepanjang sepuluh tahun. Surveyresearchers cepat diakui bagaimana komputer dapat mengurangi sejumlah besar sumber daya manusia yang diperlukan untuk melakukan survei. Peneliti survei pertama kali digunakan komputer untuk melakukan langkah-langkah analisis survei, thenthe mulai menggunakannya membantu dalam memeriksa baku untuk kesalahan administrasi, maka untuk membantu mereka dalam coding jawaban teks, maka dalam pengumpulan data langkah itu sendiri. Sekarang komputer (dari perangkat pengaduan ke sistem jaringan) yang digunakan di hampir setiap langkah desain survei, pengumpulan data, dan analysys. Aplikasi yang paling cepat berkembang adalah pengembangan survei web.
Seperti berbagai perkembangan tersebut berkembang, lapangan juga mengembangkan seperangkat pedoman kinerja. Studi empiris dermonstrated nilai berbagai desain sampel pada kualitas statistik. Guidelinies pelatihan pewawancara meningkatkan standarisasi pewawancara. Standar tentang komputasi dan pelaporan tingkat respons yang ditawarkan tindakan lapangan berguna dalam membandingkan survei.
Dalam 60 tahun berikutnya munculnya survei, banyak telah belajar tentang bagaimana merancang sistem pengumpulan data untuk meningkatkan kualitas survei statistik. Namun, seperti dapat dilihat dari sejarah singkat ini, unsur-unsur dasar dari metodologi survei yang baik didefinisikan pada paruh pertama abad ke-20.


1.3

survei bukan satu-satunya cara untuk mengumpulkan informasi tentang populasi yang besar. tidak ada "benar". sistem pencatatan administrasi bisnis iklan pemerintah kadang-kadang menawarkan semua data yang diperlukan untuk membuat keputusan yang baik bagi mereka yang tercakup dalam sistem. penyelidikan kualitatif, yang melibatkan ahli etnografi terlatih atau sosiolog, menawarkan passibility pertemuan kaya dengan pemahaman yang mendalam dari perspektif subjects.observations perilaku orang dapat menghasilkan informasi kuantitatif tentang frekuensi kejadian di ruang publik percobaan acak dalam pengaturan controlied dapat menjawab penting pertanyaan août apakah berbagai penyebab perilaku timuli.

Namun, dalam sistem catatan administrasi, para peneliti memiliki sedikit countrol lebih pengukuran, dan hasilnya dapat dilatih oleh data berkualitas buruk. penyelidikan etnografi oftenuse kelompok-kelompok kecil dari informan, limithing kemampuan penelitian 'untuk menggambarkan populasi yang besar. pengamatan orang terbatas pada sebagian kecil dari semua percobaan manusia behaviors.randomized menghadapi tantangan penerapan di dunia nyata.

counversely surveysoften membatasi tindakan mereka kepada orang-orang yang dapat dibakukan dan diulang sejumlah besar orang. Survei dilakukan dalam pengaturan terkontrol dari dunia nyata dan dapat dipengaruhi oleh orang-orang settings.surveys mendapatkan kekuasaan inferensial mereka dari kemampuan untuk mengukur kelompok orang yang dari mikrokosmos populasi besar, tapi jarang mencapai kesempurnaan pada dimensi ini. bagian dari tugas dari metodologi survei adalah membuat satu set besar keputusan tentang ribuan fitur individu survei dalam rangka meningkatkan it.some satu keputusan yang paling imortant meliputi:

  1. bagaimana anggota sampel potensial diidentifikasi dan dipilih ?
  2. apa pendekatan yang akan diambil untuk menghubungi orang-orang sampel dan berapa banyak usaha akan dikhususkan untuk mencoba untuk mengumpulkan data dari mereka yang hrd untuk mencapai atau enggan menanggapi?
  3. berapa banyak usaha akan dikhususkan untuk mengevaluasi dan pengujian questionsthat diminta?
  4. modus apa yang akan digunakan untuk mengajukan pertanyaan dan mengumpulkan jawaban dari responden
  5. jika pewawancara terlibat berapa banyak usaha akan dikhususkan untuk pelatihan dan pengawasan pewawancara?
  6. berapa banyak usaha akan dikhususkan untuk memeriksa file data untuk accurary dan konsistensi internal?
  7. apa pendekatan yang akan digunakan untuk mengatur perkiraan survei untuk mengoreksi kesalahan yang dapat diidentifikasi?


1.3.1

Berapa banyak kejahatan yang ada di Amerika Serikat? Adalah kejahatan meningkat frekuensi? Yang akan menjadi korban kejahatan? Setiap masyarakat mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Di Amerika Serikat, jawaban yang dicari melalui mengukur kejahatan dalam periode perhatian publik yang besar tentang kejahatan terorganisir. Pada 1930, asosiasi internasional kepala polisi mulai koleksi dari jumlah record administrasi. Metode beristirahat pada pelaporan kejahatan kepada polisi di yurisdiksi di seluruh negeri berdasarkan catatan administrasi disimpan oleh sheriff individu, polisi transit, polisi kota, dan kantor polisi negara bagian. Kepala polisi telah merancang sistem record untuk memiliki dokumentasi hukum dari keadaan kejahatan, korban kejahatan, pelaku, dan bukti yang relevan terkait dengan kejahatan. Anggota staf individu menyelesaikan dokumen yang menghasilkan catatan administrasi. Namun banyak kejahatan hanya menjadi perhatian dari polisi itu warga memutuskan untuk melaporkannya. Seringkali, keputusan untuk menghasilkan rekor atau untuk label insiden yang tersisa untuk polisi relatif rendah tingkat

Selama bertahun-tahun, beberapa kelemahan dalam statistik dari catatan polisi menjadi jelas. Kadang-kadang seorang walikota baru, memenuhi janji untuk menghasilkan kejahatan, sehingga tidak menghasilkan catatan administrasi. Selanjutnya, statistik yang dinodai oleh yurisdiksi yang berbeda menggunakan definisi yang berbeda untuk kategori kejahatan. Ketika polisi percaya bahwa kejahatan tidak akan pernah terpecahkan, mereka mendorong warga untuk tidak mengajukan laporan resmi. Ada bukti yang berkembang di beberapa wilayah hukum bahwa hubungan antara masyarakat dan polisi yang miskin. Takut polisi di kalangan masyarakat menyebabkan penghindaran melaporkan insiden kriminal. Para petugas polisi sendiri dilakukan sedikit pun mereka sikap terhadap subpopulasi yang menyebabkan mengelompokkan insiden sebagai kejahatan untuk satu kelompok tetapi tidak untuk kelompok lain. Itu menjadi jelas bahwa, sedangkan kejahatan besar seperti pembunuhan yang terwakili dalam sistem catatan, catatan cenderung kehilangan lebih kecil, sering tidak dilaporkan, kejahatan. Beberapa yurisdiksi terus, catatan lengkap yang sangat rinci, sedangkan yang lain memiliki sistem yang sangat jelek.

Dengan demikian, selama beberapa dekade banyak mulai tidak mempercayai nilai statistik untuk menjawab pertanyaan sederhana: "berapa banyak kejahatan yang ada di AS?" Lebih jauh, jumlah sederhana dari kejahatan tidak memberikan pembuat kebijakan informasi yang jelas tentang karakteristik kejahatan dan korban-korban mereka, informasi yang dapat membantu dalam mempertimbangkan kebijakan alternatif untuk mengurangi kejahatan. The kunjungan presiden komisi Penegakan hukum dan Administrasi Kehakiman, yang didirikan oleh Presiden Johnson, mencatat dalam sebuah laporan satuan tugas itu, "jika kita tahu lebih banyak tentang karakter untuk kedua pelaku dan korban, sifat hubungan mereka dan keadaan yang membuat probabilitas tinggi perilaku kejahatan, tampaknya mungkin bahwa program pencegahan kejahatan bisa dibuat jauh lebih efektif "(Komisi presiden 1967, seperti dikutip dalam Rand dan Rennison, 2002)

Pada akhir tahun 1960, kriminolog mulai mengeksplorasi kemungkinan menggunakan survei untuk meminta orang langsung apakah mereka adalah korban kejahatan. Hal ini memaksa perspektif konseptual berbeda pada kejahatan. Alih-alih fokus pada insiden tersebut, itu terfokus pada satu aktor dalam insiden-korban. Ini pergeseran perspektif yang dihasilkan kontras jelas dengan polisi dilaporkan sistem catatan kejahatan. Paling jelas, korban pembunuhan tidak dapat melaporkan! Korban kejahatan dari anak-anak mungkin tidak responden baik. Kejahatan terhadap perusahaan masalah ini dari yang dapat melaporkannya dengan baik. Misalnya, jika seseorang mulai api yang membakar bawah sebuah gedung apartemen., Yang menjadi korban-pemilik properti, penyewa apartemen, orang-orang mengunjungi selama api? Dari satu perspektif, semua korban, tetapi meminta semua laporan pembakaran sebagai korban mungkin mempersulit tuduhan kejahatan. Korban kadang-kadang dapat melaporkan bahwa suatu peristiwa yang tidak menyenangkan terjadi (misalnya, seseorang yang tidak memiliki hak masuk masuk rumah mereka). Namun, mereka tidak bisa, seperti yang dilakukan polisi, mengumpulkan informasi yang menegaskan maksud dari pelaku (misalnya, ia mencoba pencurian televisi).

Di sisi lain, menggunakan wartawan individu, survei dapat menutupi korban melaporkan ke polisi dan mereka yang tidak dilaporkan ke polisi. Ini harus memberikan gambaran yang lebih lengkap dari kejahatan, jika ada kejahatan tidak dilaporkan ke polisi. Memang, korban yang dilaporkan sendiri mungkin tambahan yang bagus untuk statistik kejahatan polisi-dilaporkan, sebagai cara untuk membandingkan korban dirasakan dalam masyarakat dengan status korban secara resmi. Selain itu, survei memiliki keuntungan dari memanfaatkan protokol standar untuk pengukuran korban.


Namun, gagasan menggunakan survei nasional untuk mengukur veictimization menghadapi masalah lain meskipun semua lembaga kepolisian di Amerika Serikat bisa diminta untuk melaporkan statistik dari sistem rekaman mereka, itu imposible finansial untuk meminta semua orang di Amerika Serikat melaporkan masing-masing pembohongan. Jika "perwakilan" sampel dapat diidentifikasi, ini akan membuat survei korban mungkin. Dengan demikian, berbeda dengan data record, survei akan dikenakan '' sampel eror "(yaitu, kesalahan dalam statistik karena kelalaian dari beberapa orang dalam populasi).

Tapi bisa dan akan orang benar-benar melaporkan korban kejahatan mereka secara akurat? Methodologists survei stadied masalah pelaporan pada akhir tahun 1960 dan awal 1970-an. di stadies metodologis yang sampel catatan polisi dan kemudian ketika kembali ke korban kejahatan-kejahatan, mereka menemukan bahwa, sebagian besar, mereka menyediakan laporan yang mencerminkan data dalam catatan. Namun, Gottfredson dan Hindelang (1977) antara lain mencatat bahwa salah satu masalah adalah kecenderungan bagi orang untuk salah menanggalkan saat insiden. Kebanyakan yang penting bagi mereka dilaporkan sebagai occuringmore baru daripada mereka benar-benar lakukan. Pada umumnya, namun, pola pelaporan tampaknya membenarkan biaya pemasangan sistem benar-benar terpisah dari pelacakan kejahatan di negara ini.

Ketika semua fitur desain yang ditentukan untuk pendekatan survei, itu adalah ciear bahwa ada perbedaan tak terelakkan antara laporan polisi dan laporan korban (rand dan Rennison, 2002). The taat kekuatan dari survei ini adalah bahwa hal itu bisa mengukur kejahatan yang tidak dilaporkan ke polisi atau polisi yang tidak membuat documentation.However formal, survei akan dikenakan kesalahan sampling. Di sisi orther, polisi melaporkan kejahatan termasuk beberapa korban yang bukan penduduk negara itu, dan ini akan terjawab dalam survei penduduk rumah tangga AS. Selanjutnya, statistik laporan plice termasuk pembunuhan dan rason, tetapi tidak termasuk serangan sederhana. Laporan polisi mengecualikan perkosaan laki-laki; survei dapat mencakup pemerkosaan dari kedua jenis kelamin. Beberapa kejahatan memiliki beberapa korban, yang bisa melaporkan kejadian yang sama seperti yang terjadi kepada mereka (misalnya, kejahatan rumah tangga, pencurian kelompok); survei akan menghitungnya sebagai beberapa kejahatan, dan laporan polisi sebagai salah satu insiden, umumnya. Statistik laporan polisi bergantung pada kemitraan volantary antara pemerintah federal dan thoundsands dari yurisdiksi, namun yurisdiksi bervariasi dalam kerjasama mereka; survei (menggunakan metode tradisional) akan menderita beberapa kelalaian dari orang-orang yang kehilangan tempat tinggal atau sementara dan dari orang-orang yang memilih untuk tidak berpartisipasi.

Metodologi kerja menyarankan bahwa survei akan cenderung mengecilkan kejahatan di mana pelaku baik diketahui untuk vicitim tersebut. Ada juga bukti bahwa survei akan mengecilkan kejahatan kurang penting, rupanya karena mereka sulit untuk diingat. Akhirnya, kedua sistem memiliki masalah dengan insiden berulang karakter yang sama. Dalam metode survei, korban kejahatan berulang dari jenis yang sama itu harus dihitung sekali sebagai '' seri incidens '' (misalnya ,. pemukulan berulang istri oleh suaminya) polisi dilaporkan seri akan memiliki banyak laporan yang diberikan kepada polisi . Nasional Kejahatan Victimazation Survey (NCVS) (tabel 1.1) memiliki akar dalam departemen Kehakiman AS pada tahun 1972. Biro Statistik saat ini keadilan memiliki misi mengumpulkan dan menyebarkan informasi statistik tentang kejahatan, pelaku kriminal, korban kejahatan, dan operasi sistem peradilan sama sekali levevels dari govSampel untuk NCVS ditarik secara bertahap berturut-turut, dengan tujuan memberikan setiap orang berusia 12 tahun dan lebih tua kesempatan dikenal seleksi, dan dengan demikian menghasilkan cara untuk mewakili semua usia orang yang berhak di Amerika Serikat. (The jargon untuk ini adalah "multistage, dikelompokkan berkerumun probabilitas daerah samle," yang akan dijelaskan pada Bab 4.) Sampel restriced untuk orang-orang yang anggota rumah tangga, termasuk para tunawisma, mereka di lembaga-lembaga, dan di tempat kelompok. (yang methodologists survei menilai bahwa biaya yang meliputi sub populasi akan mahal, mengecilkan tujuan yang lebih besar untuk survei.) sampel dikelompokkan ke dalam ratusan wilayah sampel yang berbeda (biasanya kabupaten atau kelompok kabupaten) dan desain sampel sampel diulang rumah tangga dari daerah-daerah yang sama selama bertahun-tahun penelitian. Clustering diperkenalkan untuk menghemat uang dengan memungkinkan mempekerjakan kelompok yang relatif kecil dari pewawancara untuk melatih dan mengawasi, yang melakukan perjalanan keluar setiap rumah tangga sampel untuk mengunjungi anggota dan melakukan wawancara. Selanjutnya, untuk menyimpan uang semua orang 12 tahun ke atas dalam rumah tangga yang diwawancarai; dengan demikian, satu sampel rumah tangga mungkin menghasilkan satu wawancara atau banyak.

Sebuah cara lebih lanjut untuk mengurangi biaya dari survei adalah untuk berulang kali mengukur alamat yang sama. Ketika ia merancang secara acak mengidentifikasi rumah tangga jatuh ke dalam sampel NCVS, permintaan pewawancara bahwa, di adittion untuk wawancara pertama, rumah tangga bersedia untuk dikunjungi lagi enam bulan kemudian, dan kemudian lagi dan lagi, untuk total tujuh wawancara selama periode tiga tahun. Dalam adittion untuk menghemat uang, ini menghasilkan perkiraan-kualitas yang lebih tinggi dari perubahan tarif korban selama bertahun-tahun. Desain ini disebut "berputar desain panel" karena setiap bulan, orang yang berbeda sedang diwawancarai untuk pertama kalinya, kedua kalinya, ketiga kalinya, keempat kalinya, saat kelima, keenam kalinya, dan terakhir (ketujuh) waktu. Dengan demikian, sampel berubah setiap bulan tetapi tumpang tindih dengan sampel yang diambil enam bulan sebelumnya.

Setiap tahun, NCVS mengumpulkan wawancara dari sekitar 42.000 rumah tangga yang mengandung lebih dari 76.000 orang. Sekitar 92% rumah tangga sampel memberikan satu atau lebih wawancara; keseluruhan, sekitar 87% dari orang-orang yang memenuhi syarat dalam rumah tangga sampel memberikan wawancara.
Wawancara berisi pertanyaan tentang frekuensi, karakteristik, konsekuensi dari korban kejahatan rumah tangga engkau mungkin telah berpengalaman dalam enam bulan sebelumnya. Wawancara meliputi insiden korban rumah tangga dan korban pribadi - perkosaan, pelecehan seksual, perampokan, penyerangan, pencurian, perampokan rumah tangga, dan dan pencurian kendaraan bermotor. Pewawancara mengunjungi rumah tangga dan meminta orang-orang yang tinggal di sana sekitar kejahatan yang mereka alami selama enam bulan terakhir. Satu orang dalam rumah tangga bertindak sebagai informan bagi semua kejahatan properti (seperti perampokan, vandalisme, dll); setiap orang kemudian melaporkan baginya - sendiri tentang kejahatan pribadi (misalnya, penyerangan, pencurian ofpersonal item). Wawancara dilakukan secara langsung dalam gelombang pertama; gelombang berikutnya berusaha sebisa mungkin untuk menggunakan pewawancara menelepon dari telepon dua pusat panggilan terpusat yang berbeda. Dengan demikian, statistik NCVS didasarkan pada campuran telepon (60%) dan wajah wawancara to-face (40%)

Kuesioner meminta responden untuk mengingat kembali selama enam bulan terakhir untuk melaporkan kejahatan yang mungkin terjadi. Misalnya, pertanyaan-pertanyaan dalam kotak bertanya tentang pencurian.erments. Biro Statistik keadilan kontrak dengan Biro USCensus untuk mengumpulkan data dalam NCVS.


1.3.2.survei nasional tentang penggunaan narkoba berapa persen dan kesehatan

orang di Amerika Serikat menggunakan obat-obatan terlarang? adalah tingkat halaman Web aman. responden secara lisan dapat disampaikan data dalam respon ke pewawancara telepon, metode yang berbeda ini, sementara masing-masing membutuhkan beberapa biaya untuk mengembangkan, muncul sesuai majikan yang berbeda; tingkat kerjasama secara keseluruhan dengan survei dapat ditingkatkan dengan memungkinkan pengusaha sampel menggunakan metode termudah bagi mereka
untuk menggambarkan bagaimana CES melacak ekonomi AS, Figure1,6 menunjukkan jumlah pekerjaan di majikan nonframe antara tahun 1941 dan 2001
melihat dan periode pertumbuhan yang cepat .for contoh, resesi dari awal tahun 1980 dan awal 1990-an yang diikuti oleh periode pertumbuhan yang tinggi di sejumlah pekerjaan. meratakan off dari pertumbuhan selama awal tahun 2000 resesi juga jelas
statistik seperti ini penting karena digunakan oleh Federal Reserve, rumah putih, dan oleh kongres untuk mempertimbangkan perubahan kebijakan ekonomi. Hal ini umum bahwa periode resesi mengandung banyak pernyataan politisi bahwa ekonomi harus dirangsang untuk menciptakan lapangan kerja bagi negara. Cukup adil pada, rezim politik naik dan turun karena nilai-nilai statistik tersebut.


1.4 what is survey methodology?

Metodologi survei berusaha untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip tentang desain, pengumpulan, pengolahan, dan analisis survei yang terkait dengan biaya dan kualitas perkiraan survei. Ini berarti bahwa lapangan berfokus pada peningkatan kualitas dalam kendala biaya, atau sebaliknya, mengurangi biaya untuk beberapa tingkat tetap berkualitas. Kualitas didefinisikan dalam kerangka berlabel total paradigma kesalahan survei (yang akan dibahas lebih lanjut dalam bab 2). Metodologi survei merupakan sebuah bidang ilmiah dan profesi.

Dalam sisi ilmiah survei, pencapaian hasil survei kualitas tinggi memerlukan menerapkan prinsip-prinsip dari beberapa disiplin akademis tradisional. Matematika, terutama prinsip-prinsip probabilitas atau peristiwa kebetulan, adalah kunci untuk mengetahui frekuensi relatif dari berbagai hasil. Seluruh subfield statistik dikhususkan untuk prinsip-prinsip pengambilan sampel dan kesimpulan dari hasil sampel hasil populasi. Dengan demikian, unsur-unsur sampling dan analisis secara historis didasarkan pada ilmu matematika.
Namun, karena manusia sering terlibat baik sebagai pewawancara atau responden, berbagai prinsip-prinsip dari disiplin ilmu sosial juga berlaku untuk survei. Ketika kita beralih ke studi tentang bagaimana protokol pengumpulan data mempengaruhi perkiraan survei, psikolog telah menjadi sumber utama pengetahuan. Selanjutnya, psikologi sosial memberikan kerangka untuk memahami bagaimana perilaku pewawancara dapat mempengaruhi kegiatan responden dan selama wawancara survei. Ketika datang untuk memahami desain pertanyaan, psikologi kognitif menawarkan prinsip-prinsip tentang bagaimana kenangan terbentuk, bagaimana mereka terstruktur, dan apa perangkat yang membantu untuk mengingat kenangan yang relevan dengan jawaban survei pertanyaan. Sosiologi dan antropologi menawarkan prinsip-prinsip stratifikasi sosial dan keragaman budaya, yang menginformasikan sifat reaksi dari subpopulasi permintaan untuk pengukuran berdasarkan survei atau pertanyaan tertentu. Ilmu komputer memberikan prinsip-prinsip desain database, pemrosesan file, keamanan data, dan interaksi manusia komputer.

Karena metodologi survei memiliki sifat inheren multidisiplin ini, hanya baru-baru dikembangkan sebagai medan terpadu. Sisi ilmiah metodologi survei dipraktekkan sebagian besar di luar disiplin akademis tradisional. Sebagai contoh, perkembangan penting dalam teori probability sampling diterapkan untuk survei sebagian besar terjadi di organisasi survei pemerintah yang besar pada 1930-an dan 1940-an. Teks-teks awal utama dalam pengambilan sampel ditulis oleh para ilmuwan dengan kaki tertanam kuat di lingkungan survei diterapkan seperti Biro sensus (misalnya, Hansen, Hurwitz, dan Madow, metode survei sampel dan teori, 1953; Deming, Beberapa Teori Sampling , 1950). Banyak dari kontribusi ilmiah awal mengenai pengumpulan data survei berasal dari staf di instansi pemerintah melakukan survei dari militer dan warga selama perang dunia II. Teks-teks awal utama dalam wawancara yang sama yang ditulis oleh para ilmuwan di organisasi survei akademik, bergulat dengan masalah survei praktis.

Hal ini konsisten bahwa literatur penelitian atau metodologi survei secara luas tersebar. Ada konsentrasi metode survei dalam jurnal statistik: Jurnal Asosiasi Statistik Amerika (bagian Aplikasi), Jurnal Resmi Statistik, dan Metodologi Survei. Outlet penting untuk laporan metode survei studi dalam Prosiding Survei Metode Penelitian Bagian dari Asosiasi Statistik Amerika. Namun, sebuah jurnal interdisipliner, Public Opinion Quarterly, outlet utama lain untuk metode survei kertas, dan ada banyak makalah tentang metode survei dalam jurnal dari berbagai disiplin ilmu dan bidang terapan seperti kesehatan, kriminologi, pendidikan, dan riset pasar.

Lapangan juga memiliki asosiasi profesional aktif, yang bertindak sebagai tempat pertemuan bagi para ilmuwan dan profesional. Ada empat asosiasi profesional yang metodologi survei merupakan fokus utama. The American Association statistik memiliki keanggotaan yang besar dalam survei Metode Penelitian bagian. Asosiasi Amerika untuk Penelitian Opini Publik (dan rekan internasional, Asosiasi Dunia untuk Penelitian Opini Publik) adalah asosiasi peneliti survei komersial, akademik, dan pemerintah. Asosiasi internasional untuk Survey Statistik adalah komponen dari Institut Internasional Statistik. Organisasi survei komersial telah menciptakan sebuah asosiasi perdagangan, Dewan Amerika Survey Organisasi Penelitian, yang mempromosikan kegiatan bermanfaat bagi anggota. Ail dari organisasi-organisasi ini, termasuk survei Metode Penelitian Bagian dari ASA, yang interdisipliner, termasuk anggota dengan beragam latar belakang pendidikan formal dalam matematika, sosial, atau berbagai ilmu terapan.

Metodologi survei juga profesi, satu set kelas kerja yang ditujukan untuk desain, pengumpulan, pengolahan, dan analisis data survei. Di seluruh dunia, ada spesialis dalam metode survei ditemukan di akademisi, pemerintah, dan perdagangan. Di Amerika Serikat, sektor akademik mengandung peneliti survei yang menggunakan metode untuk menyelidiki pertanyaan-disiplin yang berbasis di sosiologi, ilmu politik, kesehatan masyarakat, studi komunikasi, psikologi, kriminologi, ekonomi, studi transportasi, gerontologi, dan bidang lainnya. Di kampus-kampus di Amerika Serikat, ada lebih dari 100 pusat penelitian survei yang memiliki staf permanen, menyediakan kemampuan survei untuk dosen dan staf di kampus mereka. Pemerintah federal memainkan peran bahkan lebih besar dari akademisi dalam mengumpulkan dan commissioning survei. Biro Sensus, Departemen Pertanian, dan Biro Statistik Tenaga Kerja semua mengumpulkan survei data diri, dan lebih dari 60 lembaga lainnya komisi banyak survei. Selain itu, di Amerika Serikat, upaya survei sektor komersial swasta, termasuk jajak pendapat, survei politik, dan riset pasar, beberapa kali lebih besar dari upaya gabungan dari instansi pemerintah federal.

Karena bidang metodologi survei tidak berkembang dalam disiplin akademis tunggal, pendidikan di lapangan historis agak serampangan. Profesional di lapangan yang tidak bersertifikat, meskipun dari waktu ke waktu diskusi mengenai keinginan sertifikasi diadakan. Pelatihan formal dalam survei dan teknik pemasaran penelitian telah ada selama beberapa tahun. Pelatihan metode survei dapat ditemukan di departemen sarjana dan pascasarjana dalam semua ilmu-ilmu sosial dan di sekolah-sekolah profesional dari semua jenis. Bagi mereka yang mengkhususkan diri dalam metodologi survei, hampir selalu magang di sebuah organisasi yang melakukan survei merupakan bagian dari proses pelatihan. Pengalaman praktis dalam memecahkan tantangan nyata yang merancang dan melaksanakan survei memerlukan adalah melengkapi untuk kelas pelatihan formal. Salah satu cara untuk berpikir tentang tujuan buku ini adalah bahwa hal itu dirancang untuk memberikan landasan intelektual diperlukan dalam memahami dan mengatasi masalah yang survei proyek penelitian berpose.

1.5 the challange of survey methodology

survei bukan satu-satunya cara untuk mengumpulkan informasi tentang populasi yang besar. tidak ada "benar". sistem pencatatan administrasi bisnis iklan pemerintah kadang-kadang menawarkan semua data yang diperlukan untuk membuat keputusan yang baik bagi mereka yang tercakup dalam sistem. penyelidikan kualitatif, yang melibatkan ahli etnografi terlatih atau sosiolog, menawarkan passibility pertemuan kaya dengan pemahaman yang mendalam dari perspektif subjects.observations perilaku orang dapat menghasilkan informasi kuantitatif tentang frekuensi kejadian di ruang publik percobaan acak dalam pengaturan controlied dapat menjawab penting pertanyaan août apakah berbagai penyebab perilaku timuli.

Namun, dalam sistem catatan administrasi, para peneliti memiliki sedikit countrol lebih pengukuran, dan hasilnya dapat dilatih oleh data berkualitas buruk. penyelidikan etnografi oftenuse kelompok-kelompok kecil dari informan, limithing kemampuan penelitian 'untuk menggambarkan populasi yang besar. pengamatan orang terbatas pada sebagian kecil dari semua percobaan manusia behaviors.randomized menghadapi tantangan penerapan di dunia nyata.

counversely surveysoften membatasi tindakan mereka kepada orang-orang yang dapat dibakukan dan diulang sejumlah besar orang. Survei dilakukan dalam pengaturan terkontrol dari dunia nyata dan dapat dipengaruhi oleh orang-orang settings.surveys mendapatkan kekuasaan inferensial mereka dari kemampuan untuk mengukur kelompok orang yang dari mikrokosmos populasi besar, tapi jarang mencapai kesempurnaan pada dimensi ini. bagian dari tugas dari metodologi survei adalah membuat satu set besar keputusan tentang ribuan fitur individu survei dalam rangka meningkatkan it.some satu keputusan yang paling imortant meliputi:

1.    bagaimana anggota sampel potensial diidentifikasi dan dipilih ?
2.    apa pendekatan yang akan diambil untuk menghubungi orang-orang sampel dan berapa banyak usaha akan dikhususkan untuk mencoba untuk mengumpulkan data dari mereka yang hrd untuk mencapai atau enggan menanggapi?
3.    berapa banyak usaha akan dikhususkan untuk mengevaluasi dan pengujian questionsthat diminta?
4.    modus apa yang akan digunakan untuk mengajukan pertanyaan dan mengumpulkan jawaban dari responden
5.    jika pewawancara terlibat berapa banyak usaha akan dikhususkan untuk pelatihan dan pengawasan pewawancara?
6.    berapa banyak usaha akan dikhususkan untuk memeriksa file data untuk accurary dan konsistensi internal?
7.    apa pendekatan yang akan digunakan untuk mengatur perkiraan survei untuk mengoreksi kesalahan yang dapat diidentifikasi?

Setiap keputusan ini, memiliki potensi untuk mempengaruhi kualitas perkiraan yang muncul dari survei. Seringkali, meskipun tidak selalu, ada re implikasi biaya bagaimana keputusan ini dibuat, membuat keputusan yang melibatkan lebih banyak usaha atau yang memiliki chanceof baik meminimalkan kesalahan dalam survei sering biaya lebih banyak uang.

Ada penelitian literatur metodologis yang menyediakan dasar intelektual untuk memahami implikasi dari ini berbagai keputusan pada kualitas data. Salah satu tujuan yang lebih penting dari buku ini adalah untuk mendokumentasikan apa yang saat ini diketahui, tentang bagaimana keputusan ini mempengaruhi kualitas data dan kredibilitas data.

Gol kedua dari buku ini adalah untuk menyampaikan pemahaman tentang konsep total error survei dan bagaimana menggunakannya. Pada dasarnya, semua survei melibatkan beberapa jenis kompromi dengan protokol yang ideal. Beberapa dari mereka kompromi didasarkan pada biaya. Penelitian harus memutuskan berapa banyak untuk berinvestasi di masing-masing komponen dari daftar survei di atas. Ketika ada anggaran yang terbatas, Penelitian sering harus menimbang manfaat menghabiskan lebih pada satu aspek dari survei, sekaligus mengurangi biaya yang lain. Sebagai contoh, seorang peneliti mungkin memutuskan untuk meningkatkan ukuran sampel survei dan offset biaya-biaya tambahan dengan menghabiskan kurang pada upaya untuk memaksimalkan tingkat respons.

Salah satu tantangan bagi metodologi survei adalah untuk mencari tahu cara terbaik untuk menggunakan sumber daya yang tersedia, bagaimana menyeimbangkan investasi di masing-masing komponen dari survei untuk memaksimalkan vallue dari data yang akan menghasilkan. Menyadari bahwa setiap aspek dari survei potensi ha sthe mempengaruhi hasilnya, metodologi survei mengambil pendekatan error survei keseluruhan. Daripada berfokus hanya pada satu atau beberapa elemen dari survei, semua elemen yang dianggap secara keseluruhan. Survei tidak lebih baik dari aspek terburuk dari desain dan eksekusi. Total pendekatan error survei berarti mengambil perspektif yang luas dan memastikan bahwa tidak ada fitur survei begitu ans buruk dirancang dieksekusi bahwa itu merusak kemampuan survei t mencapai tujuannya.

Dalam cara yang sama, dalam beberapa kasus hanya ada solusi sempurna untuk survei masalah desain. Semua pendekatan yang tersedia untuk memecahkan masalah tertentu mungkin memiliki plus dan minus. Survei metodologi harus memutuskan mana dari serangkaian pilihan yang tidak sempurna adalah yang terbaik. Sekali lagi, total pendekatan error survei adalah untuk mempertimbangkan berbagai cara bahwa pilihan akan mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan dan memilih salah satu yang, pada keseimbangan, akan menghasilkan data yang paling berharga.

Metodologi survei adalah tentang memiliki pengetahuan untuk membuat keputusan trade off tersebut appropritely, dengan sebanyak mungkin pemahaman tentang implikasi dari keputusan. Ketika metodologi terlatih membuat keputusan ini, adalah dengan perspektif kesalahan survei total, mengingat semua implikasi dari keputusan yang dipertaruhkan dan bagaimana mereka akan mempengaruhi hasil akhir.

----------------------------
abu ilyas -- 087730000021



PERENCANAAN PENGAJARAN -- Dosen Dr. H. Supriyanto, M.Pd


PERENCANAAN PENGAJARAN
Dosen : Dr. H. Supriyanto, M.Pd


Pengembangan Kurikulum
1.    Kurikulum ’94
2.    Kurikulum Suplemen ’99
3.    KBK
4.    KTSP

Latar belakang terjadinya perubahan kurikulum, karena adanya inovasi kurikulum (reformasi pendidikan) yaitu dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah berupa undang-undang kependidikan:
1. UU No. 22 Th. 1999 tentang Pemerintahan daerah
2. UU No. 25 Th. 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai otonomi daerah
3. TAP MPR No. V/MPR/1999 tentang Arah Kebijakan Pendidikan di Masa Depan

Pemberlakukan undang-undang tersebut menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan berupa:
  1. Perubahan pengelolaan pendidikan dari sentralistik menjadi desentralistik.
  2. Arus globalisasi yaitu karena perkembangan iptekni dan perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan tentu dibutuhkan individu yang memiliki kompetensi yang handal di bidangnya.
  3. Rendahnya kualitas pendidikan.
  4. Isi kurikulum yang lebih mengedepankan sisi akademik dan kurang memperhatikan sikap dan moral siswa. Semua pelajaran menekankan pada penguasaan materi tanpa membedakan hakikat mata pelajaran tersebut
Laporan Bank Dunia (1992) berupa Studi IAEA (Internasional Association for the Evaluation of Educational Achievement) di beberapa negara Asia ditemukan bahwa:
    Siswa kelas IV SD di Indonesia menduduki peringkat terendah dalam bidang membaca yaitu dengan nilai rata-rata (51,7), Hongkong (75,5), Singapura (74,0), Thailand (65,1), Filipina (52,6)
    Untuk matematika urutan 34 dan IPA urutan 32 dari 38 negara peserta.
Contoh: Agama dan PMP seharusnya lebih menekankan pada aspek nilai dan sikap tapi kenyataannya tidak.

Oleh sebab itu, munculnya perubahan kurikulum yaitu kurikulum yang diarahkan kepada pendidikan yang demokratis yang mampu melayani setiap perbedaan dan kebutuhan individu serta membekali siswa dengan sejumlah kompetensi. Tentu dalam rangka bahwa pendidikan diharapkan mampu melahirkan generasi yang mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan memiliki kesabaran dan mampu bersaing dan siap menghadapi berbagai tantangan.
Untuk kepentingan itu diperlukan perubahan yang mendasar salah satu adalah perubahan kurikulum sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan.

Sekilas tentang KTSP
KTSP: “Kurikulum Tidak Siap Pakai”, “Kurikulum Kate Siape?” dan banyak lagi anekdot yang dimunculkan oleh guru.
KTSP: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkan dan memperhatikan UU No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36:
1.    Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
2.    Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
3.    KTSP dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat BSNP.

Pengertian Perencanaan
Perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan satuan acara pembelajaran atau rencana program pembelajaran atau proses penyusunan/penyempurnaan materi pembelajaran untuk masing-masing kegiatan pembelajaran selama satu semester. 
    Perencanaan pembelajaran dilakukan untuk tiap kegiatan pembelajaran yang terbagi atas beberapa satuan kegiatan sesuai dengan kurikulum, peta kurikulum dan silabus.
   
Gagne mengatakan bahwa sistem instruksional adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi proses pembelajaran. Suatu set peristiwa ini mungkin digerakkan oleh pengajar sehingga disebut pengajaran, mungkin digerakkan oleh siswa sendiri dengan menggunakan buku, gambar atau media.  
    Baik digerakan oleh guru maupun digerakkan oleh siswa itu sendiri, kegiatan itu harus terencana secara sistemetis untuk dapat disebut kegiatan instruksional.
   
Jadi, Pengajaran atau pembelajaran adalah suatu bentuk kegiatan instruksional.
    Kegiatan yang dilakukan siswa dalam kehidupan sehari-hari tanpa perencanaan sebelumnya disebut pengalaman bukan kegiatan instruksional walaupun kegiatan ini menyebabkan perubahan perilaku siswa.
Kegiatan Instruksional
   
Merupakan komposisi bagian-bagian dan fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan sebelumnya. Apabila salah satu bagian tidak berfungsi dengan baik, tujuan instruksional yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai dengan baik, karena itu kegiatan instruksional disebut sistem.
    Kegiatan instruksional dianalisis menjadi subsistem-subsistem sebagai berikut; Tujuan instruksional, tes, strategi instruksional, bahan instruksional dan evaluasi, di samping komponen pengajar, siswa dan fasilitas.     

    Karena itu Memecahkan Masalah Instruksional perlu menguji fungsi setiap subsistem tersebut. Untuk menguji subsistem dipergunakan analisis sistem. Hasil pengujian memberikan petunjuk subsistem yang perlu diganti atau diperbaiki. Langkah selanjutnya adalah mensintesis sistem baru dengan cara mengintekrasikan subsistem baru tersebut dengan subsistem lain untuk mewujudkan sistem yang lebih baik.

Pendekatan & Model Pengembangan Kurikulum
Ada dua model pendekatan
1.    Pendekatan Administratif (Administrative Approach) 
sistem komando (top-down) atau line staff model, pengembangan kurikulum menetes ke bawah dari pemegang kebijakan (Mentri, Dirjen Dikdasmen, Ka.Dinas Pend.)
2.    Pendekatan Akar Rumput (Grassroots Approach)
Sistem (bottom - Up) biasanya diawali dari keresahan guru terhadap kurikulum yang berlaku, guru memiliki kebutuhan dan keinginan untuk menyempurnakan kur. (negara-negara berkembang sudah menerapkan pend.ini karena kebijakan pendidikan sudah bersifat desentralistik (daerah/distrik) yaitu guru atau sekolah.

Pendekatan lain
1. Pendekatan mata pelajaran
2. Pendekatan interdisipliner
    a.    Pendekatan struktural
    b.    Pendekatan fungsional
    c.    pendekatan daerah (interfild)
3. Pendekatan integratif
4. Pendekatan berdasarkan sistem pengelolaan
5. Pendekatan pengembangan kurikulum berdasarkan fokus sasaran.

Keterangan
1)    Pendekatan mata pelajaran bertolak dari mata pelajaran oleh masing-masing guru mata pelajaran. Model ini biasanya hanya berdasarkan kebutuhan guru mata pelajaran tsb. Pola ini lebih berbentuk terpisah-pisah karena antara mata pelajaran tidak saling berkaitan. Guru hanya bertanggung jawab dengan mata pelajaran yang diampunya.
2)    Bertolak belakang dengan pendekatan (1) bahwa antara satu mata pelajaran itu seharusnya saling berhubungan, artinya mata pelajaran yang memiliki ciri yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi, mis: agama dengan PPKn.
3)    Pendekatan ini beertolak dari suatu keseluruhan atau suatu kesatuan yang bermakna dan berstruktur. Pendidikan anak adalah pendidikan yang menyeluruh dalam rangka pembentukan pribadi siswa yang terintegrasi, karena itu kurikulum juga disusun untuk mengembangkan pribadi yang utuh.
4)    Lanjutan
5)    Pendekatan berdasarkan sistem pengelolaan, artinya proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang dimulai dari: penetapan tujuan instruksional, strategi instruksional, bahan/materi, media, dan evaluasi. Di samping komponen yang lain yaitu pendidik, subjek didik, dan fasilitas.
6)    Pendekatan yang berangkat dari apa sasaran yang mau dicapai dengan pemberian seperangkat materi pembelajaran. Misalnya, jika fokusnya adalah bagaimana agar dalam pembelajaran siswa yang lebih aktif tentu sasarannya adalah lebih kepada kepentingan siswa.

Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang kompleks. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa paduan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat didemostrasikan peserta didik sebagai ujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajari.

Pendekatan dalam pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pendekatan kompetensi merupakan pendekatan yang menfokuskan pada penguasaan kompetensi tertentu berdasarkan tahapan perkembangan peserta didik. Setiap tahapan perkembangan memiliki potensi bawaan yang dapat dikembangkan tetapi pemekarannya sangat terantung pada kesempatan yang ada dan kondisi lingkungan.

Guru SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk lain yang sederajat harus memiliki:
1)    kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-4) atau sarjana (S-1),
2)    latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan
3)    sertifikasi profesi guru SDLB/SMPLB/SMALB.

Guru SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat harus memiliki:
1)    kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma     empat (D-4) atau sarjana (S-1),
2)    latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan
3)    sertifikasi profesi guru SMK/MAK.

Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh siswa, atau guru  dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi  meliputi:
1)    kompetensi pedagogik,
2)    kompetensi kepribadian,
3)    kompetensi sosial, dan
4)    kompetensi profesional.

Standar Isi
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Isi memuat
1)    kerangka dasar dan struktur kurikulum,
2)    b. beban belajar,
3)    kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
4)    kalender pendidikan/akademik.

Standar Proses
Standar proses memberikan pemahaman yang saintifik tentang aktivitas pembelajaran yang dapat menghasilkan pengalaman belajar yang mandiri pada diri siswa, bukan hanya pengetahuan yang bersifat hafalan turunan yang tidak terkristal dalam diri pembelajar.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa  kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Guru dan satuan pendidikan hendaklah melakukan:
    perencanaan proses pembelajaran,
    pelaksanaan proses pembelajaran,
    penilaian hasil pembelajaran, dan
    pengawasan proses pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran minimal meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Pelaksanaan proses pembelajaran hendaklah memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas, beban mengajar per pendidik , rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik dan rasio maksimal peserta didik per pendidik.
Sejalan dengan itu, penilaian hasil pembelajaran hendaklah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor dsb.) dasar yang harus dikuasai peserta didik.

Standar Kompetensi
Standar kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dan satuan pendidikan.
Kompetensi lulusan meliputi kompetensi seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Standar komptensi lulusan untuk pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, keperibadian, akhlak, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 

Model Pengembangan Kurikulum
Model dari Ralply W. Tyler. Bagaimana merancang suatu kurikulum disesuaikan dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan. (Ada 4 hal yang harus diperhatikan: tujuan, pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, pengorganisasian pengalaman belajar dan pengembangan evaluasi).

Model Hilda Taba lebih menitikberatkan pada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan penyempurnaan kur. Langkah
1.    Pilot unit (diagnosa kebutuhan, formulasi tujuan, memilih isi, mengorganisasi isi, memilih pengalaman belajar, mengorganisasi pengalaman belajar, menentukan alat evaluasi dan menguji keseimbangan kurikulum.
2.    Menguji coba unit eksprimen untuk menentukan validitas  dan kelayakan penggunaannya
3.    Merevisi dan mengkonsolidasi unit-unit eksprimen.
4.    Mengembangkan seluruh kerangka kurikulum.
5.    Implementasi dan desiminasi kurikulum

Model Pengembangan Kurikulum dari Olivia, Kurikulum harus bersifat sederhana, komprehensif, dan sistematik.
1.    Menetapkan dasar filsafat
2.    Menganalisis kebutuhan masyarakat
3.    Merumuskan tujuan umum kurikulum
4.    Merumuskan tujuan khusus kurikulum
5.    Mengorganisasi rancangan implementasi kurikulum
6.    Menjabarkan kurikulum dalam tujuan umum pembelajaran
7.    Merumuskan tujuan khusus pembelajaran
8.    Menetapkan dan menyeleksi strategi pembelajaaran
9.    Menyeleksi dan menyempurnakan teknik penilaian
10.    Mengimplementasikan strategi pembelajaran
11.    Mengevaluasi pembelajaran
12.    Mengevaluasi kurikulum

Model yang dikembangkan Beauchamp
a.    Menetapkan wilayah atau area yang melakukan perubahan suatu kurikulum.
b.    Menetapkan pihak-pihak yang akan terlibat dalam proses kurikulum.
c.    Menetapkan prosedur yang akan ditempuh, yaitu dalam hal merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar serta menetapkan evaluasi
d.    Implementasi kurikulum.
e.    Melaksanakan evaluasi kurikulum.

Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum
a.    Analisis dan diagnosis kebutuhan (kebutuhan siswa, stakeholders, dan harapan pemerintah)
b.    Perumusan tujuan yang berhierarki (kompleks-khusus dan opersional)
c.    Pemilihan dan pengorganisasian materi
d.    Pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar.
e.    Evaluasi kurikulum.

Perumusan Tujuan
a.    Pemilihan dan Pengorganisasian Materi
b.    Materi kurikulum harus dipilih berdasarkan tujuan
c.    Materi dipilih karena memang berharga
d.    Materi dipilih karena berguna
e.    Materi dipilih karena bermanfaat
f.    Materi sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.
g.    Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar materi tersebut sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Pemilihan dan Pengorganisasian Pengalaman Belajar
Pemilihan pengalaman belajar dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Pengalaman yang dipilih harus: sesuai dengan tujuan pembelajaran, memuaskan siswa, melibatkan semua siswa, dan satu pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda.
Evaluasi Kurikulum dilakukan untuk:
(1) apakah sudah mencapai tujuan pembelajaran dan
(2) apakah kurikulum yang dikembangkan dapat diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya?

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
  1. Prinsip berorientasi pada tujuan, artinya tujuan merupakan arah bagi pengembg. komponen lainnya (materi, metode, evaluasi) utk mencapai tiga ranah.
  2. Prinsip kontinuitas, perlu ada kesinambungan antara materi dgn. jenjang dan jenis prog.pendidikan
  3. Prinsip fleksibilitas, baik untuk guru/siswa.
  4. Prinsip integritas, adanya keterpaduan shg.dapat mengembangkan life skill siswa.

Analisis Kebutuhan dan Tujuan Pembelajaran
Analisis kebutuhan pembelajaran.
a.    Pengertian analisis kebutuhan.
Kebutuhan adalah kesenjangan yang diperoleh dari membandingkan keadaan saat ini dengan keadaan yang seharusnya. Dengan perkataan lain, setiap keadaan yang kurang dari yang seharusnya menunjukkan adanya kebutuhan.
b.    Langkah-langkah mengidentifikasi   kebutuhan pembelajaran.
1.    Menentukan kesenjangan penampilan siswa.
2.    Mengidentifikasi bentuk kegiatan pembelajaran yang paling tepat.
3.    Menentukan populasi sasaran yang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.

Tujuan Pembelajaran Umum
Bloom membagi tujuan pembelajaran menjadi tiga kawasan ;
1.    Kognitif, mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi sesuatu.
2.    Afektif, sikap: penerimaan, memberikan respon, penilaian, pengorganisasian, karakteristik
3.    Psikomotor, keterampilan: melakukan gerak.

Kalimat dengan kata kerja yang operasional untuk memudahkan mengukur ketercapaian dan perubahan tingkah laku siswa dapat diamati.
Contoh : Siswa dapat menjelaskan atau menguraikan lebih tepat digunakan daripada siswa dapat mengerti atau mengetahui.

Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam kalimat dengan kata kerja yang operasional; dapat dikur ketercapaiannya, perubahan tingkah laku dapat diamati melalui tindakan.
Contoh TPU:
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi oksigen bagi makhluk hidup
2. Siswa akan dapat menerapkan….
3. Siswa akan dapat mendemonstrasikan ….
Bandingkan kata kerja berikut ini: menyusun, menggunakan, mendemonstrasikan, Memahami, mengetahui, merasakan   

Analisis Pembelajaran, Perilaku dan Karakteristik Awal Siswa
A. Analisis Pembelajaran
Proses penjabaran perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistimatis.
Dengan melakukan analisis pembelajaran, akan tergambar susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. 
   
B. Jenis-jenis Tujuan pembelajaran dan Perumusannya
1) Domain Kognitif
  1. Pengetahuan: pada akhir pembelajaran IPS siswa dapat menyebutkan nama ibukota propinsi di Indonesia
  2. Pemahaman: pada akhir pembelajaran siswa dapat menjelaskan tujuan kehidupan berdemokrasi di Indonesia
  3. Penerapan: pada akhir pembelajaran ekonomi siswa dapat menggunakan berbagai model pembukuan dalam pencatatan biaya
  4. Analisis: pada kahir pembelajaran IPA siswa dapat memilah mana sampah organik dan non-organik
  5. Sintesis: pada akhir pembelajaran IPA siswa dapat menyimpulkan akibat yang ditimbulkan karena pencemaran tanah
  6. Evaluasi: pada akhir pembelajaran Ekonomi siswa dapat menyusun perencanaan organisasi suatu perusahaan 
2) Domain Afektif
3) Domain Psikomotor

Analisis Pembelajaran
A.    Konsep Analisis Pembelajaran
Proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Keg. tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasi perilaku khusus yang dapat menggambarkan perilaku umum secara lebih rinci.
Perilaku khusus yang dilakukan lebih dahulu dari perilaku yang lain karena sebab sbb.:
a.    Kedudukannya sebagai perilaku prasyarat
b.    Perilaku yang menurut gerakan fisik berlangsung lebih dahulu
c.    Perilaku yang menurut proses psikologis muncul lebih dahulu.

Empat Macam Struktur Perilaku
1.    Struktur hierarkikal, kedudukan dan perilaku yang menunjukkan bahwa satu perilaku hanya dapat diberikan bila perilaku yang lain telah dikuasi siswa (mata pelajaran pra syarat)
2.    Struktur prosedural, kedudukan perilaku yang menujukkan satu seri urutan penampilan dan tidak ada yang menjadi pra syarat.
3.    Struktur pengelompokan, perilaku yang tidak memp.ketergantungan antara satu dgn.lain.
4.    Struktur kombinasi, gabungan antara ketiga struktur di atas.

Perilaku Kognitif
adalah perilaku yang merupakan hasil proses berfikir (pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi (Bloom). Gagne, kawasan kognitif terdiri dari keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal.

Perilaku psikomotor
Perilaku yang muncul oleh hasil kerja tubuh manusia. Berupa gerakan tubuh, berlari, melompat, melempar, berputar, memukul, dan menendang. Dave membagi perilaku psikomotor (Peniruan, penggunaan, ketepatan, perangkaian dan naturalisasi).

Perilaku Afektif
Perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungan untuk membuat pilihan atau keputusanuntuk bereaksi di dalam lingkungan tertentu. Misalnya, mengangguk kepala tanda setuju, meloncat kegirangan tanda senang. Perilaku ini terdiri dari lima tingkatan yaitu; penerimaan, pemberian respon, penilaian, pengorganisasian dan karakterisasi/pengalaman 

Langkah-langkah Melakukan Analisis Pembelajaran
1.    Menuliskan perilaku umum yang ada dalam TPU
2.    Mengidentifikasi setiap perilaku khusus (TPK)
3.    Menyusun atau menguraikan prilaku khusus TPK
4.    Menambah perilaku khusus atau mengurangi jika perlu
5.    Menuliskan setiap perilaku khusus dalam suatu lembar kartu.
6.    Menyusun kartu dan menempatkan dalam strutur hirarkhi, prosedural atau pengelompokan.
7.    Jika perlu tambahkan dengan perilaku khusus lain
8.    Menempelkan kartu di atas kertas lebar sesuai dengan letak kartu yang telah anda susun.
9.    Meneliti kemungkinan hubungan perilaku umum yang satu dengan yang lain,
10.    Memberi nomor urut, dimulai dati yang terjauh samapai yang terdekat dengan perilaku umum
11.    Mendiskusikan peta atau bagan yang anda buat dengan teman sejawat. 

Penerapan Analisis Pembelajaran
Manfaat,
1.    Memberikan informasi peta atau struktur mata pelajaran secara lengkap. Ini akan memudahkan guru untuk mengontrol materi pembelajaran
2.    Menginformasikan sistimatika pembelajaran sesuai kebutuhan siswa
3.    Mengetahui secara pasti keterkaitan setiap perilaku
4.    Memudahkan guru untuk mengontrol tes yang akan dikembangkan.

ANALISIS PEMBELAJARAN ATAU PETA KOMPETENSI
Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Siswa
1.    Konsep
Suatu kemampuan yang telah dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu materi yang baru. Kemampuan dapat berupa pengetahuan, keterampilan atau sikap yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
2.    Teknik dalam Melakukan Analisis Perilaku Siswa: kuesioner, interview, observasi.
Sumber untuk memperoleh informasi ttng.perilaku awal siswa: (1) siswa, (2) guru, (3) pengelola pendidikan  
3.    Pengertian karakteristik Awal Siswa
Potret atau gambaran kemampuan siswa yang berkenaan dengan latar belakang siswa. Artinya, guru harus mempertimbangkan materi dan strategi yang cocok dengan apa yang dibutuhkan siswa.
4.    Komponen dalam Menganalisis Karakteristik Awal Siswa
a.    Pengalaman siswa
b.    Pengetahuan siswa
c.    Kegemaran siswa
d.    Kondisi fisik siswa
e.    Lingkungan keluarga siswa
f.    Lingkungan sosial
g.    Status sosial siswa
5.    Teknik Menganalisis Karakteristik Awal Siswa
a.    Kuesioner: bisa  berupa tes yang  berisi pertanyaan
b.    Interview: wawancara secara terstruktur
c.    Observasi: pengamatan terhadap proses pembelajaran
d.    Tes: secara lisan atau tulisan (objektif dan essay)

Perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
TPK: tujuan pembelajaran yang dibuat guru untuk keperluan mengajar  dalam satu kali proses pembelajaran dan harus dicapai siswa.
TPK merupakan rincian kompetensi yang lebih spesifik dari TPU (untuk mencapai kompetensi yang ada dalam TPU, siswa harus menguasai seluruh kompetensi yang ada dalam TPK. Rumusan TPK harus jelas, pasti, dan dapat diukur.
TPK adalah dasar, dan pedoman bagi seluruh pengembangan pembelajaran selanjutnya.Perumusan TPK adalah titik awal yang sesungguhnya dari proses pengembangan pembelajaran.
TPK hanya mengandung satu kompetensi. Dalam TPK harus dapat diukur pencapaiannya dengan tes

Prinsip Merumuskan TPK
1.    Rumusan TPK harus mengandung satu pengertian (menggunakan kata kerja aktif/operasional dan hasilnya dapat diamati/dilihat oleh mata)
2.    Berorentasi pada hasil belajar yang dapat diukur dan bukan proses belajar, artinya rumusan TPK harus menggambarkan kemampuan yang diperoleh siswa (tiga domain) dan dapat diukur tingkat pencapaian melalui tes.

Contoh Kata Kerja dalam Merumuskan TPK

Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus
Rumusan TPK dengan format ABCD
•    Audience, siswa yang akan belajar harus dirumuskan secara jelas.
•    Behavior, perilaku spesifik yang dimunculkan siswa setelah selesai proses pembelajaran terdiri dari 2 bagian yaitu kata kerja dan objek (menyanyikan … lagu, menggambarkan… peta propinsi)
•    Condisi, alat yang digunakan siswa pada waktu diberikan tes (dengan aba-aba pimpinan paduan suara, dengan diberi peta Indonesia)
•    Degree, tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku berupa angka atau dengan kalimat (dengan sempurna, tanpa salah, minimal 90%)

Hubungan TPK dengan Hasil Belajar
    Rumusan TPK yang baik dapat mengidentifikasi isi pelajaran yang akan diberikan guru.
    Rumusan TPK mengandung unsur B yaitu perilaku yang diharapkan dicapai siswa pada akhir pelajaran.
    Rumusan perilaku terdiri dari dua hal yaitu kata kerja dan objek
    Objek menunjukkan topik atau pokok bahasan dari isi pelajaran.
    Setiap topik bahasan diuraikan menjadi subpokok bahasan.

Evaluasi Hasil Belajar

Pengertian Evaluasi : adalah Kegiatan mengetahui apakah suatu program telah berhasil dan efisien atau tidak. Berapa skor yang diperoleh siswa, mengkajinya dan menyimpulkan hasil kajian apakah memuaskan/tidak, lulus/tidak.
Evaluasi (Bloom) pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauhmana perubahan dalam diri siswa.

Perbedaan antara Evaluasi, Pengukuran, dan Tes
Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi berupa data kuantitatif. Salah satu alat ukurnya tes dan hasilnya dinamakan skor.
Tes merupakan alat ukur instrumen atau prosedur pengukuran yang dipergunakan untuk mengetahui kemajuan dan perubahan yang terjadi pada siswa setelah mengikuti pembelajaran
Makna Evaluasi
    Bagi siswa, mengetahui kemampuannya sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan penguasaan bahan  pembelajaran
    Bagi guru, memberi petunjuk bagi guru mengenai keadaan siswa, materi, strategi, dan metode pembelajaran
    Bagi pembimbing, agar dapat memberikan proses bimbingan yang lebih terarah sesuai hasil evaluasi
    Bagi orang tua, untuk melihat sejauhmana kemajuan yang diperoleh anak mereka.

Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Fungsi adalah untuk penempatan siswa, pemberian umpan balik, mendiagnosis kesulitan belajar, menentukan kelulusan siswa
Bentuk tes adalah:
1.    Tes penempatan, menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya
2.    Tes formatif, disajikan di tengah pembelajaran untuk memonitgor kemajuan belajar siswa
3.    Tes Diagnostik, mendiagnosa kesulitan belajar siswa untuk dicarikan solusinya
4.    Tes sumatif, diberikan pada akhir proses pembelajaran

Teknik dan Alat Evaluasi
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan. Teknik dan alat yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan melakukan evaluasi, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan, banyaknya materi.
Teknik evaluasi yang dapat digunakan:
1.    Tes, terdiri dari tes tertulis, lisan dan perbuatan.
2.    Observasi atau pengamatan
3.    Wawancara hampir sama dengan tes lisan.

Menyusun Tes Acuan Patokan (TAP)
Konsep TAP
Butir tes yang mengacu pada tujuan pembelajaran atau untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap perilaku yang terdapat dalam TPK. Skor yang dicapai siswa ditafsirkan sebagai tingkat penguasaan siswa terhadap perilaku yang diukurnya. Hasil tes ditafsirkan dengan membandingkan persentase skor yang dicapai siswa dengan skor maksimum.

Tes Acuan Norma (TAN)
Tes ini disusun untuk menentukan kedudukan atau posisi peserta tes terhadap kelompok perilaku yang ada dalam TPK. Perilaku di sini adalah kedlompok siswa dalam kelas, sekolah, propinsi atau nasional.
Untuk menyusun tes ini harus dilihat daya pembeda  tertentu, tingkat kesulitan, dan perlu dilakukan uji-coba terhadap tes., maksudnya butir tes hanya dapat dijawab dengan benar oleh seluruh atau sebagian siswa yang lebih pandai dan tidak ada atau hanya sebagian kecil oleh siswa yang kurang pandai.

Perbedaan dan Persamaan TAN dan TAP
Persamaannya:
1.    Keduanya mempersyaratkan rumusan perilaku secara spesifik
2.    Keduanya disusun dari sampel butir tes yang relevan
3.    Keduanya menggunakan bentuk tes yang sama
4.    Keduanya memiliki ketentuan tes yang sama
5.    Keduanya dinilai validtas dan reliabelitasnya
6.    Keduanya digunakan dalam bidang pendidikan

Perbedaaanya:
Penyusunan TAP
Langkah penyusunan TAP:
1.    Menentukan maksud tes: memberikan umpan balik bagi siswa tentang hasil belajarnya (tes formatif) dan menilai efektivitas sistem pembelajaran secara keseluruhan (tes awal dan tes akhir)
2.    Membuat tabel spesifikasi untuk setiap butir tes yang disebut kisi-kisi penyusunan tes (tabel 1).
3.    Menulis butir tes
4.    Mengelompokkan butir soal sesuai dengan jenisnya
5.    Menulis petunjuk
6.    Menulis kunci jawaban
7.    Melakukan uji coba tes
8.    Menganalisis hasil uji coba
9.    Merevisi tes.
TAP digunakan untuk:
1.    Mengukur tingkat pencapaian siswa setelah selesai proses pembelajaran untuk satu mata pelajaran (tes akhir)
2.    Mengukur tingkat penguasaan siswa sebelum dimulai proses pembelajaran (tes awal)
3.    Mengetahui kemajuan siswa  selama proses pembelajaran (tes formatif)

Strategi Pembelajaran
Hakikat Strategi Pembelajaran
Menjelaskan komponen umum suatu set bahan pembelajaran dan prosedur yang akan digunakan secara bersama-sama untuk menghasilkan hasil belajar tertentu anak didik.

Komponen umum strategi pembelajaran:
a.    Kegiatan pra-pembelajaran
b.    Penyajian informasi
c.    Partisipasi anak didik
d.    Tes
e.    Tindak lanjut.

Unsur Strategi Pembelajaran
a.    Urutan kegiatan pembelajaran
b.    Metode pembelajaran
c.    Media pembelajaran
d.    Waktu yang dialokasikan
Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan pembalajaran tertentu dan harus disusun sesuai dengan TKP.

Komponen Strategi Pembelajaran
1.    Urutan kegiatan pembelajaran meliputi:
a.    Pendahuluan: penjelasan singkat tentang isi, penjelasan relevansi isi materi dengan pengalaman siswa, penjelasan tujuan pembelajaran
b.    Penyajian: uraian, contoh, latihan
c.    Penutup: tes formatif dan tindak lanjut
2.    Metode pembelajaran
3.    Media pembelajaran berupa media cetak dan non-cetak, audio visual.

Metode Pembelajaran
A.    Hakikat Metode Pembelajaran
Konsep
•    Cara yang telah direncanakan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, artinya adanya upaya yang sistematis.
•    Metode berbeda dengan strategi.
•    Metode harus dapat dijadikan ujung tombak dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
•    Metode salah satu komponen dalam strategi pembelajaran
•    Misalnya metode diskusi untuk pembelajaran bahasa Indonesia, tetapi waktu yang tersedia tidak cukup tentu saja tidak akan bermanfaat secara optimal untuk meningkatkan kompetensi berbahasa siswa.
•    Metode berfungsi sebagai cara dalam menyajikan (menjelaskan, memberi contoh, dan memberi latihan) isi pelajaran kepada anak didik untuk mencapai tujuan.
•    Jadi guru harus dapat mengkombinasikan beberapa metode dalam satu rangkaian pembelajaran agar hasil pembelajaran lebih baik.
•    Pilihlah metode yang dapat memberikan kesenangan atau kegembiraan kepada anak didik.

B.    Pemilihan Metode Pembelajaran
Perlu diingat bahwa tidak ada satu pun metode yang efektif untuk semua mata pelajaran.Setiap metode pada dasarnya akan efektif hanya untuk materi atau tujuan tertentu.
Dalam pemilihan metode harus mengetahui dulu apa tujuan yang akan dicapai, jenis materi, dan anak didik yang akan mengikuti pembelajaran.
Artinya, harus disesuaikan anatara metode yang digunakan dengan TPK yang dirumuskan guru. Dalam hal ini dengan melihat kata kerja dari TPK tersebut.
Contoh pemilihan metode dengan rumusan TPK

Media dan Sumber Belajar
1.    Konsep Media
‘Segala bentuk” yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi. Artinya, apapun yang akan digunakan untuk menyalurkan pesan disebut media, dapat juga media yang dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan, atau media yang sudah tersedia di alam atau di lingkungan kita.

Tujuan Penggunaan Media
a.    Membantu guru dalam menyampaikan pesan
b.    Memberikan pengalaman belajar yang berbeda
c.    Meransang minat siswa dan menumbuhkan sikap dan ketr.tertentu dalam
d.    Meniciptakan situasi pembelajaran yang sulit dilupakan siswa,
e.    Mewujudkan situasi belajar yang efektif
f.    Meningkatkan motivasi belajar siswa.

Manfaat Media
a.    memperlancar interaksai antara guru dan siswa
b.    Proses belajar menjadi lebih menarik
c.    Proses belajar menjadi lebih interaktif
d.    Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
e.    Meningkatkan kualitas hasil belajar
f.    Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana dan kapan saja
g.    Menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran.

Jenis Media Pembelajaran
a.    Media Tradisonal, berupa: visual diam yang diproyeksikan, visual yang tidak diproyeksikan, audio, multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, bahan cetak, permainan, realia.
b.    Media mutakhir, berupa: media berbasisi telekomunikasi, media berbasis mikroprososer.

Pemilihan Media Pembelajaran
a.    Sesuai dengan tujuan
b.    Pertimbangan biaya
c.    Kesesuaian media dengan metode
d.    Kesesuaian media dengan karakteristik siswa
e.    Pertimbanagn praktis
f.    Kemudahan teknis

2.    Sumber Belajar
a.    Konsep Sumber Belajar
Sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar.
Sesuatu yang mendukung terjadinya belajar yang meliputi sistem pelayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan.
Tiga komponen utama dalam sumber belajar:
1)    Sistem pelayanan
2)    Bahan pelajaran
3)    Memberdayakan lingkungan

b. Jenis-jenis Sumber Belajar
1)    Sistem Pelayanan
2)    Sistem Pelayanan Individual: auditorial, visual, dan kinestik
3)    Sistem Pelayanan  Klasikal, yang secara bersama-sama dapat dimanfaatkan oleh semua siswa.
b.    Bahan Pembelajaran ada dua;
1)    Bahan pembelajaran yang dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, jenis kemampuan siswa.
2)    Bahan yang tidak dirancang secara khusus yang bahannya sudah ada.

c.    Lingkungan
Lingkungan belajar tidak terbatas pada keberadaan fisiknya saja (tersedianya berbagai objek dan  suasana) tapi juga meliputi subjek yang ada di lingkungan tersebut.
Lingkungan harus kondusif, artinya memenuhi syarat untuk terciptanya proses belajar yang baik.

Faktor-faktor Penting dalam Pemilihan Sumber Belajar
1)    Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2)    Kesesuaian dengan karakteristik siswa
3)    Kesesuaian dengan jenis materi atau pengetahuan yang akan dipelajari
4)    Kemudahan untuk melakukannya
5)    Kepraktisan dalam pengorganisasian
6)    Kemampuan guru dalam melakukan
7)    Kesiapan siswa dalam belajar

Seleksi dan Organisasi Materi Pembelajaran
Bentuk Kegiatan dan Bahan Pembelajaran

A.    Bentuk Kegiatan Pembelajaran
1.    Guru sebagai fasilitator dan siswa belajar sendiri (kegiatan mandiri) banyak dilakukan oleh SLTP Terbuka, UT, pendidikan jarak jauh. Bahan belajar berupa modul.
Di samping itu model ini juga dapat dilaksanakan dalam kelas biasa.
2.    Guru sebagai penyaji
•    Guru sebagai penyaji materi pelajaran yang dipilih dan dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
•    Model kegiatan ini dapat berlangsung dalam kelas konvensional
•    Bahan ajar berupa: buku pelajaran yang sudah dikembangkan, LKS, video pembelajaran, kaset audio, dan program komputer.

B.    Bentuk bahan Pembelajaran
1.    Bahan pembelajaran mandiri
•    Terdiri dari materi belajar yang akan digunakan siswa, pedoman siswa, dan pedoman mengajar termasuk tes.
•    Tidak tergantung kepada guru
2.    Bahan Pembelajaran Konvensional
•    Bahan pembelajaran yang banyak digunakan sekolah pada umumnya. Pada umumnya semua bahan tersebut sudah ada yaitu berupa buku pelajaran.

Jenis-jenis Pemilihan Materi
A.     Jenis Pemilihan Materi
Materi tersebut harus menarik, bermanfaat, tidak terlalu berat, mempunyai kontribusi untuk mempelajari materi yang lainnya  bagi siswa.

1.    Materi dalam kawasan kognitif
Materi yang berhubungan dengan kerja otak yang secara hierarkis mulai dari kemampuan dasar sampai dengan kemampuan yang paling ting (Bloom)
Lanjutan
a.    Mengingat: dihafalkan saja berupa nama-nama, tanggal
b.    Menjelaskan meliputi: konsep, prinsip, hukum, sebab-akibat
c.    Menerapkan menuntut adanya penerapan dalam bentuk yang konkret, berupa pembuktian: prosedur, langkah-langkah, proses, urutan.
d.    Menganalisis berhubungan dengan kemampuan berpikir deduktif berupa: gejala, hubungan sebab akibat, fenomena-fenomena.
e.    Mensistesis kemampuan menggeneralisasi atau berpikir induktif berupa: membuat laporan, rangkuman, kesimpulan
f.    Mengevaluasi kemampuan membuat keputusan berupa: kemampuan yang paling tinggi

2.    Materi Domain Afektif
a.    Materi pembelajaran yanag sangat sarat dengan nilai-nilai moral, sikap, dan perilaku siswa.
b.    Pembelajaran afektif idealnya harus selalu berhenti pada pembentukan suatu kebiasaan dalam diri siswa.
c.    Siswa jangan hanya berlaku baik jika berada dalam pengawasan guru saja.
d.    Jenis materi berupa materi yang berkaitan dengan nilai-nilai, kebiasaan, sikap, apresiasi, serta kemampuan yang berkaitan dengan interaksi sosial.

3.    Materi Domain Psikomotor
Pembelajaran harus bersifat bertahap agar dapat memperoleh hasil yang maksimal
Jenis materi berkaitan dengan otot, keterampilan motorik, atau gerak yang membutuhkan koordinasi otot.
Misalnya: siswa diajarkan bermain basket. Pada tahap awal siswa akan meniru permainan basket guru, kemudian tahap berikutnya siswa berlatih menggunakan teknik-teknik yang diajarkan

B.    Pemilihan Materi
Ada tiga indikator dalam pemilihan materi pelajaran:
1.    Tujuan pembelajaran yang akan dicapai (TPK)
2.    Karakteristik siswa
3.    Kompetensi  yang akan dicapai

1.    Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
TPK dirumuskan dengan berisi empat unsur (ABCD).
Hasil belajar dapat diukur
Perubahan tingkah laku dapat diamati
Kata kerja yang digunakan harus yang operasional
Perhatikan kata benda yang mengikuti kata kerja tsb.
Contoh: “dapat menjelaskan hukum bejana berhubungan” 

2.    Karakteristik siswa sebagai indikator
Rumusan TPK sudah jelas yang akan menjadi sasaran belajar
Karakteristik berupa data-data tentang strata atau jenjang pendidikan siswa
Pemilihan materi disesuaikan dengan kemampuan siswa, pengalaman siswa, budaya masyarakat di mana siswa bereada, potensi daerah.
Mis.: Siswa SMU Negeri I Padang kelas X, Siswa MAN Koto Baru Solok

3.    Kompetensi
TPK dikembangkan dari hasil analisis kompetensi.
TPK yang sudah dirumuskan dengan langkah-langkah penerapannya dalam berbagai aspek kehidupan maka TPK itu sudah menjadi suatu kompetensi
Misl.: “Siswa SLTP Negeri V kelas VIII dapat menjelaskan fungsi mengkudu”
Contoh di atas sudah mengandung kompetensi yang dapat diharapkan yaitu berupa manfaat bagi siswa yang berupa wujud dari kompetensi
Pengembangan Rencana Pembelajaran
Hakikat Pengembangan Rencana Pembelajaran

HUBUNGAN KURIKULUM DENGAN PEMBELAJARAN


1.    Hakikat Kurikulum
A plan for learning, pengalaman yang direncanakan, pengalaman yang tidak direncanakan (Hidden Curriculum)
a.    Merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa untuk memperoleh ijazah
b.    Rencana yang memberikan pedoman dalam pembelajaran
c.    Pengalaman siswa di sekolah (intelektual, emosional, sosial)
d.    Seperangkat rencana pembelajaran

2.    Hakikat Pembelajaran
*Suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, abik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses sebab – akibat, guru sebagai figur sentral harus dapat menetapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mendorong terjadinya pembelajaran
Siswa sebagai subjek utama, guru harus memperhatikan kesiapan siswa, tingkat kematangan siswa, dan cara belajar siswa.

KONSEP SILABUS
Merupakan penyusunan desain pembelajaran yang berisikan garis-garis besar pembelajaran atau penjabaran lebih lanjut standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui pengalaman belajar dengan materi pokok yang perlu dipelajari siswa.
Hal yang harus dipahami untuk memperoleh silabus yang berkualitas:
1.    Pengertian, manfaat, format, sistematika, komponen, kemasan silabus, dan sistem penilaian.
2.    Langkah-langkah penyusunan silabus dan format silabus.

Prinsip-prinsip penyusunan silabus:

1.    Relevansi, ada keterkaitan antara kompetensi yang diharapkan dengan pengalaman belajar
2.    Konsistensi, taat azas atau ajeg antara keseluruhan komponen yang ada dalam silabus
3.    Adequate, kecukupan materi yang dipelajari dengan kompetensi yang ingin dicapai.
4.    Ilmiah, artinya silabus dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan dengan memperhatikan perkembangan dan kebutuhan peserta didik
5.    Sistematis, artinya ada keterkaitan antarmateri.

PENYUSUNAN SILABUS
Dalam menyusun desain pembelajaran berbasis kompetensi ada 3 pertanyaan yang harus diajukan:
  1. Kompetensi apa yang harus dicapai? Hal ini menyangkut materi dan indikator
  2. Bagaimana cara memberikan pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi yang diharapkan? Hal ini menyangkut strategi, metoe, media, bahan ajar, an lingkungan belajar.
  3. Bagaimana kita mengetahui bahwa kompetensi yang kita ajarkan telah dikuasai siswa? Hal ini menyangkut evaluasi atau penilaian.

Manfaat Silabus
Sebagai pedoman dalam pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian lebih lanjut

PENGALAMAN BELAJAR
Merupakan aktivitas yang akan dilakukan siswa dalam berintegrasi dengan bahan ajar, hal ini dapat dilakukan di dalam dan di luar kelas ataupun di luar sekolah dengan metoe yang bervariasi, dalam hal ini memperhatikan kemampuan awal dan kondisi siswa. Pengalaman belajar hendaknya memuat kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa.
Langkah-langkah Penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian
1.    Penulisan identitas (nama sekolah, mata pelajaran, kelas, dan semester)
2.    Standar kompetensi diambil pada dokumen kurikulum sesuai dengan mata pelajaran
3.    Kompetensi dasar, diambil pada dokumen kurikulum yang sesuai dengan mata pelajaran.
4.    Materi pokok dan uraian materi pilih pokok sebagaimana tercantum dalam dokumen kurikulum. Materi pelajaran dapat berupa fakta, prinsip, dan prosedur
Fakta: nama objek, tempat, orang, lambang/simbol, peristiwa sejarah, dan komponen benda.
Konsep: pengertian, defenisi
Prinsip: dalil, rumus, paradigma
Prosedur: Berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu

Standar Isi
Standar Isi: mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Kompetensi dasar: sejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa
Kompetensi dasar diukur dengan indikator hasil belajar.
Indikator dijadikan sebagai acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau belum.
Contoh
Contoh Format Silabus
Nama Sekolah        : ……………………
Mata Pelajaran        : ……………………
Kelas            : ……………………
Semester        : ……………………
Standar Kompetensi    : ……………………

---------
Abu ilyas

 
Copyright © 2014 Abu iLyas, AMK. S.Pd. M.Si. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger