Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Home » » MAKALAH ILMU PENDIDIKAN-- ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN-- ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

Posted by Abu iLyas, AMK. S.Pd. M.Si on Tuesday 10 November 2015


MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN 
Dosen : Marhaban, M.Ag


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
       Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran-pemikiran yangdianggap s ebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya, banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan. Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan akan membekali tenaga kependidikan dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa kini, serta perkiraan atau antisipasi masa datang.
       Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi  muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya.

B. Rumusan Masalah
1.  Apa pengertian aliran pendidikan ?
2.  Apa saja macam-macam aliran pendidikan ?

C.  Tujuan
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1.    Untuk mengetahui pengertian aliran pendidikan.
2.    Untuk mengetahui macam-macam aliran pendidikan.




BAB II
PEMBAHASAN



A.    Pengertian Aliran Pendidikan

       Gagasan dan pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.
       Seperti bidang-bidang lainya, pemikiran–pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebut akan melhirkan lagi pemikiran-pemikiran baru dan demikian seterusnya.

B.    Macam-macam Aliran Pendidikan

1.    Aliran Empirisme
       Aliran Empirisme merupakan aliran yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia. Aliran ini menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan yang dibawanya dari semenjak lahir tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya. Pengalaman-pengalaman itu berupa stimulan-stimulan dari alam bebas maupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
       Tokoh utama aliran ini adalah filsuf Inggris bernama John Lock yang mengembangkan paham Rasionalisme pada abad ke 18. Teori ini mengatakan bahwa anak yang lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti kertas putih yang kosong yang belum ditulisi atau dikenal dengan istilah “tabularasa” (a blank sheet of paper). Teori ini mengatakan bahwa manusia yang lahir adalah anak yang suci seperti meja lilin. Dengan demikian, menurut aliran ini anak-anak yanglahir ke dunia tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa, sebagai kertas putih yang polos. Oleh karena itu, anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa yang memberikan warna pendidikannya.
       Aliran Empirisme dipandang sebagai aliran yang sangat optimis terhadap pendidikan, sebab aliran ini hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Adapun kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan keberhasilan seseorang. Aliran ini masih menganggap manusia sebagai makhluk yang pasif, mudah dibentuk atau direkayasa, sehingga lingkungan pendidikan dapat menentukan segalanya.
       Pandangan sebagaimana di atas tentu saja patut dipertanyakan. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, akan ditemukan anak yang berhasil karena memang dirinya berbakat, meskipun pada awal lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Keberhasilan anak tersebut disebabkan oleh kemauan yang luar biasa, sehingga menyebabkan dirinya sadar akan kemampuannya. Kesadaran akan kemampuannya mendorong dirinya lebih berusaha dan terekspresikan dalam bentuk kerja keras mencari dan menemukan lingkungan yang kondusif  bagi perkembangan kemampuannya. Upaya itu menyebabkan dirinya mendapatkan lingkungan yang sesuai, yakni lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang ada dalam dirinya, sehingga anak tersebut berhasil.

2.    Nativisme
       Paham ini menentang paham Empirisme yang dikemukakan John Lock. Nativs (dari bahasa latin) memiliki arti terlahir. Menurut paham ini, dengan tokohnya seorang filsuf JermanSchopenhauer (1788-1860), dikatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya masing-masing. Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk.
Oleh karena itu, menurut paham ini perkembangan anak tergantung dari pembawaannya sejak lahir.  Berdasarkan aliran ini, keberhasilan pendidikan anak ditentukan oleh anak itu sendiri. Aliran ini pun berkeyakinan bahwa manusia yang jahat akan menjadi jahat dan sebaliknya, yang baik akan menjadi baik.
       Jadi jelas di sini, bahwa menurut teori ini anak tumbuh dan berkembangnya tidak dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan baik lingkungan sekitar yang ada sehari-hari maupunlingkungan yang direkayasa oleh orang dewasa yang disebut pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan, lingkungan masyarakat, dan orang tua tidak berpengaruh terhadap perkembangananak karena setiap anak akan berkembang sesuai pembawaannya, bukan oleh kekuatan-kekuatandari luar.

3.    Naturalisme
       Paham Naturalisme dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseaue yang muncul pada abad ke-18. Nature dalam bahasa latin memiliki makna Alam. Berbeda dengan Schopenhaeuer, Rousseaue berpendapat setiap anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki pembawaan baik. Namun pembawaan baik yang terdapat pada setiap anak itu akan berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan tersebut dapat berupa, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, atau lingkungan masyarakat di sekitar dimana anak tumbuh dan berkembang.
       Berdasarkan pendapatnya tersebut, aliran ini dikenal juga dengan sebutan Negativisme. Selanjutnya Rousseaue  mengatakan, anak yang telahir dalam keadaan baik tersebut biarkan berkembang secara alami. Ini artinya bahwa perkembangan anak yang dipengaruhi oleh pendidikan apakah pendidikan di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat sebagai urun rembuk orang-orang dewasa malah akan merusak pembawaan anak yang baik.
       Hal ini seperti dikemukakan oleh J.J. Rousseaue, yaitu : “segala sesuatu adalah baik ketika ia baru keluar dari alam, dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada di tangan manusia.”
Oleh karena itu, di sini jelas bahwa Rosseaue tidak berharap pada pendidikan. Dengankata lain sekolah tidak perlu ada. Ia menginginkan perkembangan anak dikembalikan ke alam yang  mengembangkan anak secara wajar karena hanya alamlah yang paling tepat menjadi guru.

4.    Konvergensi
       Konvergensi artinya titik pertemuan. Pelopor aliran Konvergensi adalah William Stern(1871-1939), seorang ahli ilmu jiwa berkebangsaan Jerman. Ia mengatakan bahwa seseorang terlahir dengan pembawaan baik dan juga dengan pembawaan buruk. Ia pun mengakui bahwa proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.
       Aliran ini menyampaikan bahwa bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya lingkungan yang sesuaidengan perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik pun sulit mengembangkan potensi anak secara optimal apabila tidak terdapat bakat yang diperlukan bagi perkembangan yang diharapkan anak tersebut.
       Dengan demikian, paham ini menggabungkan antara pembawaan sejak lahir dan lingkungan yang menyebabkan anak mendapatkan pengalaman. William Stern menjelaskan pemahamannya tentang pentingnya pembawaan dan lingkungan itu dengan perumpamaan dua garis yang menuju ke satu titik pertemuan. Oleh karena itu, teorinya dikenal dengan sebutan Konvergensi (Konvergen berarti memusat kesatu titik).
       Menurut teori konvergensi ada tiga prinsip : (1) pendidikan mungkin untuk dilaksanakan, (2) pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensiyang kurang baik, dan (3) yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
       Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh kembang itu.Variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan tentang strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia. Seperti strategi disposisional / konstitusional, strategi phenomenologist/ humanistik, strategi behavioral, strategi psikodinamik/psiko-analitik, dan sebagainya.

5.    Aliran Progresivisme
       Tokoh aliran Progresivisme adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.
       Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya.
       Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun juga termanifestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam pengalamannya. Jasmani dan rohani, terutama kecerdasan, perlu dioptimalkan. Artinya, peserta didik diberi kesempatan untuk bebas dari sebanyak mungkin mengambil bagian dalam kejadian-kejadianyang berlangsung disekitarnya, sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun di luar sekolah.

6.    Aliran Konstruktivisme
       Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang epistemiolog Italia. Ia dipandang sebagai cikal bakal lahirnya konstruktivisme. Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan. Mengerti berarti mengetahui sesuatu jika ia mengetahui. Hanya Tuhan yang dapat mengetahui segala sesuatu karena Dia Pencipta segala sesuatu itu. Manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan Tuhan.
       Bagi Vico, pengetahuan dapat menunjuk pada struktur konsep yang dibentuk. Pengetahuan tidak bisa lepas dari subjek yang mengetahui. Aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget. Melalui teori perkembangan kognitif, Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan lingkungannya. Pengetahuan merupakan suatu proses, bukan suatu barang.
       Aliran Konstruktivisme ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang, melalui pengalaman yang diterima lewat pancaindra, yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Dengan demikian, aliran ini menolak adanya transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain, dengan alasan pengetahuan bukan barang yang bisa dipindahkan, sehingga jika pembelajaran ditujukan untuk mentransfer ilmu, perbuatan itu akan sia-sia saja. Sebaliknya, kondisi ini akan berbeda jika pembelajaran ini ditujukan untuk menggali pengalaman.


BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
       Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pada pendidikan. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek.
Macam-macam aliran pendidikan yaitu :
a.    Aliran Empirisme
Aliran Empirisme menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
b.    Aliran Nativisme
Aliran nativisme menyatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya masing-masing. Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk. Aliran ini pun berkeyakinan bahwa manusia yang jahat akan menjadi jahat dan sebaliknya, yang baik akan menjadi baik.
c.    Aliran Naturalisme
Aliran ini berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.
d.    Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat penting.
e.    Aliran Progresivisme
Aliran Progresivisme ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya.
f.    Aliran Konstruktivisme
Aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang, melalui pengalaman yang diterima lewat panca indra, yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Dengan demikian, aliran ini menolak adanya transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain karena perbuatan itu akan sia-sia saja.

B.    SARAN
       Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya. Dan semoga makalah ini berguna untuk kita semua. Amin.



DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Saleh. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an. Jakarta :PT Rineka Cipta. 2007.

Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung : PT RemajaRosdakarya. 2003.

Suwarno, Wiji. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. 2009.Tirtarahardja,

Umar dan S. L. La Sulo.  Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.2005.




----------

Abu Ilyas

SHARE :
CB Blogger

Post a Comment

 
Copyright © 2014 Abu iLyas, AMK. S.Pd. M.Si. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger