Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Home » » PERENCANAAN PENGAJARAN -- Dosen Dr. H. Supriyanto, M.Pd

PERENCANAAN PENGAJARAN -- Dosen Dr. H. Supriyanto, M.Pd

Posted by Abu iLyas, AMK. S.Pd. M.Si on Tuesday 17 November 2015


PERENCANAAN PENGAJARAN
Dosen : Dr. H. Supriyanto, M.Pd


Pengembangan Kurikulum
1.    Kurikulum ’94
2.    Kurikulum Suplemen ’99
3.    KBK
4.    KTSP

Latar belakang terjadinya perubahan kurikulum, karena adanya inovasi kurikulum (reformasi pendidikan) yaitu dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah berupa undang-undang kependidikan:
1. UU No. 22 Th. 1999 tentang Pemerintahan daerah
2. UU No. 25 Th. 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai otonomi daerah
3. TAP MPR No. V/MPR/1999 tentang Arah Kebijakan Pendidikan di Masa Depan

Pemberlakukan undang-undang tersebut menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan berupa:
  1. Perubahan pengelolaan pendidikan dari sentralistik menjadi desentralistik.
  2. Arus globalisasi yaitu karena perkembangan iptekni dan perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan tentu dibutuhkan individu yang memiliki kompetensi yang handal di bidangnya.
  3. Rendahnya kualitas pendidikan.
  4. Isi kurikulum yang lebih mengedepankan sisi akademik dan kurang memperhatikan sikap dan moral siswa. Semua pelajaran menekankan pada penguasaan materi tanpa membedakan hakikat mata pelajaran tersebut
Laporan Bank Dunia (1992) berupa Studi IAEA (Internasional Association for the Evaluation of Educational Achievement) di beberapa negara Asia ditemukan bahwa:
    Siswa kelas IV SD di Indonesia menduduki peringkat terendah dalam bidang membaca yaitu dengan nilai rata-rata (51,7), Hongkong (75,5), Singapura (74,0), Thailand (65,1), Filipina (52,6)
    Untuk matematika urutan 34 dan IPA urutan 32 dari 38 negara peserta.
Contoh: Agama dan PMP seharusnya lebih menekankan pada aspek nilai dan sikap tapi kenyataannya tidak.

Oleh sebab itu, munculnya perubahan kurikulum yaitu kurikulum yang diarahkan kepada pendidikan yang demokratis yang mampu melayani setiap perbedaan dan kebutuhan individu serta membekali siswa dengan sejumlah kompetensi. Tentu dalam rangka bahwa pendidikan diharapkan mampu melahirkan generasi yang mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan memiliki kesabaran dan mampu bersaing dan siap menghadapi berbagai tantangan.
Untuk kepentingan itu diperlukan perubahan yang mendasar salah satu adalah perubahan kurikulum sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan.

Sekilas tentang KTSP
KTSP: “Kurikulum Tidak Siap Pakai”, “Kurikulum Kate Siape?” dan banyak lagi anekdot yang dimunculkan oleh guru.
KTSP: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkan dan memperhatikan UU No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36:
1.    Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
2.    Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
3.    KTSP dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat BSNP.

Pengertian Perencanaan
Perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan satuan acara pembelajaran atau rencana program pembelajaran atau proses penyusunan/penyempurnaan materi pembelajaran untuk masing-masing kegiatan pembelajaran selama satu semester. 
    Perencanaan pembelajaran dilakukan untuk tiap kegiatan pembelajaran yang terbagi atas beberapa satuan kegiatan sesuai dengan kurikulum, peta kurikulum dan silabus.
   
Gagne mengatakan bahwa sistem instruksional adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi proses pembelajaran. Suatu set peristiwa ini mungkin digerakkan oleh pengajar sehingga disebut pengajaran, mungkin digerakkan oleh siswa sendiri dengan menggunakan buku, gambar atau media.  
    Baik digerakan oleh guru maupun digerakkan oleh siswa itu sendiri, kegiatan itu harus terencana secara sistemetis untuk dapat disebut kegiatan instruksional.
   
Jadi, Pengajaran atau pembelajaran adalah suatu bentuk kegiatan instruksional.
    Kegiatan yang dilakukan siswa dalam kehidupan sehari-hari tanpa perencanaan sebelumnya disebut pengalaman bukan kegiatan instruksional walaupun kegiatan ini menyebabkan perubahan perilaku siswa.
Kegiatan Instruksional
   
Merupakan komposisi bagian-bagian dan fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan sebelumnya. Apabila salah satu bagian tidak berfungsi dengan baik, tujuan instruksional yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai dengan baik, karena itu kegiatan instruksional disebut sistem.
    Kegiatan instruksional dianalisis menjadi subsistem-subsistem sebagai berikut; Tujuan instruksional, tes, strategi instruksional, bahan instruksional dan evaluasi, di samping komponen pengajar, siswa dan fasilitas.     

    Karena itu Memecahkan Masalah Instruksional perlu menguji fungsi setiap subsistem tersebut. Untuk menguji subsistem dipergunakan analisis sistem. Hasil pengujian memberikan petunjuk subsistem yang perlu diganti atau diperbaiki. Langkah selanjutnya adalah mensintesis sistem baru dengan cara mengintekrasikan subsistem baru tersebut dengan subsistem lain untuk mewujudkan sistem yang lebih baik.

Pendekatan & Model Pengembangan Kurikulum
Ada dua model pendekatan
1.    Pendekatan Administratif (Administrative Approach) 
sistem komando (top-down) atau line staff model, pengembangan kurikulum menetes ke bawah dari pemegang kebijakan (Mentri, Dirjen Dikdasmen, Ka.Dinas Pend.)
2.    Pendekatan Akar Rumput (Grassroots Approach)
Sistem (bottom - Up) biasanya diawali dari keresahan guru terhadap kurikulum yang berlaku, guru memiliki kebutuhan dan keinginan untuk menyempurnakan kur. (negara-negara berkembang sudah menerapkan pend.ini karena kebijakan pendidikan sudah bersifat desentralistik (daerah/distrik) yaitu guru atau sekolah.

Pendekatan lain
1. Pendekatan mata pelajaran
2. Pendekatan interdisipliner
    a.    Pendekatan struktural
    b.    Pendekatan fungsional
    c.    pendekatan daerah (interfild)
3. Pendekatan integratif
4. Pendekatan berdasarkan sistem pengelolaan
5. Pendekatan pengembangan kurikulum berdasarkan fokus sasaran.

Keterangan
1)    Pendekatan mata pelajaran bertolak dari mata pelajaran oleh masing-masing guru mata pelajaran. Model ini biasanya hanya berdasarkan kebutuhan guru mata pelajaran tsb. Pola ini lebih berbentuk terpisah-pisah karena antara mata pelajaran tidak saling berkaitan. Guru hanya bertanggung jawab dengan mata pelajaran yang diampunya.
2)    Bertolak belakang dengan pendekatan (1) bahwa antara satu mata pelajaran itu seharusnya saling berhubungan, artinya mata pelajaran yang memiliki ciri yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi, mis: agama dengan PPKn.
3)    Pendekatan ini beertolak dari suatu keseluruhan atau suatu kesatuan yang bermakna dan berstruktur. Pendidikan anak adalah pendidikan yang menyeluruh dalam rangka pembentukan pribadi siswa yang terintegrasi, karena itu kurikulum juga disusun untuk mengembangkan pribadi yang utuh.
4)    Lanjutan
5)    Pendekatan berdasarkan sistem pengelolaan, artinya proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang dimulai dari: penetapan tujuan instruksional, strategi instruksional, bahan/materi, media, dan evaluasi. Di samping komponen yang lain yaitu pendidik, subjek didik, dan fasilitas.
6)    Pendekatan yang berangkat dari apa sasaran yang mau dicapai dengan pemberian seperangkat materi pembelajaran. Misalnya, jika fokusnya adalah bagaimana agar dalam pembelajaran siswa yang lebih aktif tentu sasarannya adalah lebih kepada kepentingan siswa.

Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang kompleks. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa paduan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat didemostrasikan peserta didik sebagai ujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajari.

Pendekatan dalam pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pendekatan kompetensi merupakan pendekatan yang menfokuskan pada penguasaan kompetensi tertentu berdasarkan tahapan perkembangan peserta didik. Setiap tahapan perkembangan memiliki potensi bawaan yang dapat dikembangkan tetapi pemekarannya sangat terantung pada kesempatan yang ada dan kondisi lingkungan.

Guru SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk lain yang sederajat harus memiliki:
1)    kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-4) atau sarjana (S-1),
2)    latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan
3)    sertifikasi profesi guru SDLB/SMPLB/SMALB.

Guru SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat harus memiliki:
1)    kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma     empat (D-4) atau sarjana (S-1),
2)    latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan
3)    sertifikasi profesi guru SMK/MAK.

Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh siswa, atau guru  dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi  meliputi:
1)    kompetensi pedagogik,
2)    kompetensi kepribadian,
3)    kompetensi sosial, dan
4)    kompetensi profesional.

Standar Isi
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Isi memuat
1)    kerangka dasar dan struktur kurikulum,
2)    b. beban belajar,
3)    kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
4)    kalender pendidikan/akademik.

Standar Proses
Standar proses memberikan pemahaman yang saintifik tentang aktivitas pembelajaran yang dapat menghasilkan pengalaman belajar yang mandiri pada diri siswa, bukan hanya pengetahuan yang bersifat hafalan turunan yang tidak terkristal dalam diri pembelajar.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa  kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Guru dan satuan pendidikan hendaklah melakukan:
    perencanaan proses pembelajaran,
    pelaksanaan proses pembelajaran,
    penilaian hasil pembelajaran, dan
    pengawasan proses pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran minimal meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Pelaksanaan proses pembelajaran hendaklah memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas, beban mengajar per pendidik , rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik dan rasio maksimal peserta didik per pendidik.
Sejalan dengan itu, penilaian hasil pembelajaran hendaklah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor dsb.) dasar yang harus dikuasai peserta didik.

Standar Kompetensi
Standar kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dan satuan pendidikan.
Kompetensi lulusan meliputi kompetensi seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Standar komptensi lulusan untuk pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, keperibadian, akhlak, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 

Model Pengembangan Kurikulum
Model dari Ralply W. Tyler. Bagaimana merancang suatu kurikulum disesuaikan dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan. (Ada 4 hal yang harus diperhatikan: tujuan, pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, pengorganisasian pengalaman belajar dan pengembangan evaluasi).

Model Hilda Taba lebih menitikberatkan pada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan penyempurnaan kur. Langkah
1.    Pilot unit (diagnosa kebutuhan, formulasi tujuan, memilih isi, mengorganisasi isi, memilih pengalaman belajar, mengorganisasi pengalaman belajar, menentukan alat evaluasi dan menguji keseimbangan kurikulum.
2.    Menguji coba unit eksprimen untuk menentukan validitas  dan kelayakan penggunaannya
3.    Merevisi dan mengkonsolidasi unit-unit eksprimen.
4.    Mengembangkan seluruh kerangka kurikulum.
5.    Implementasi dan desiminasi kurikulum

Model Pengembangan Kurikulum dari Olivia, Kurikulum harus bersifat sederhana, komprehensif, dan sistematik.
1.    Menetapkan dasar filsafat
2.    Menganalisis kebutuhan masyarakat
3.    Merumuskan tujuan umum kurikulum
4.    Merumuskan tujuan khusus kurikulum
5.    Mengorganisasi rancangan implementasi kurikulum
6.    Menjabarkan kurikulum dalam tujuan umum pembelajaran
7.    Merumuskan tujuan khusus pembelajaran
8.    Menetapkan dan menyeleksi strategi pembelajaaran
9.    Menyeleksi dan menyempurnakan teknik penilaian
10.    Mengimplementasikan strategi pembelajaran
11.    Mengevaluasi pembelajaran
12.    Mengevaluasi kurikulum

Model yang dikembangkan Beauchamp
a.    Menetapkan wilayah atau area yang melakukan perubahan suatu kurikulum.
b.    Menetapkan pihak-pihak yang akan terlibat dalam proses kurikulum.
c.    Menetapkan prosedur yang akan ditempuh, yaitu dalam hal merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar serta menetapkan evaluasi
d.    Implementasi kurikulum.
e.    Melaksanakan evaluasi kurikulum.

Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum
a.    Analisis dan diagnosis kebutuhan (kebutuhan siswa, stakeholders, dan harapan pemerintah)
b.    Perumusan tujuan yang berhierarki (kompleks-khusus dan opersional)
c.    Pemilihan dan pengorganisasian materi
d.    Pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar.
e.    Evaluasi kurikulum.

Perumusan Tujuan
a.    Pemilihan dan Pengorganisasian Materi
b.    Materi kurikulum harus dipilih berdasarkan tujuan
c.    Materi dipilih karena memang berharga
d.    Materi dipilih karena berguna
e.    Materi dipilih karena bermanfaat
f.    Materi sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.
g.    Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar materi tersebut sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Pemilihan dan Pengorganisasian Pengalaman Belajar
Pemilihan pengalaman belajar dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Pengalaman yang dipilih harus: sesuai dengan tujuan pembelajaran, memuaskan siswa, melibatkan semua siswa, dan satu pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda.
Evaluasi Kurikulum dilakukan untuk:
(1) apakah sudah mencapai tujuan pembelajaran dan
(2) apakah kurikulum yang dikembangkan dapat diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya?

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
  1. Prinsip berorientasi pada tujuan, artinya tujuan merupakan arah bagi pengembg. komponen lainnya (materi, metode, evaluasi) utk mencapai tiga ranah.
  2. Prinsip kontinuitas, perlu ada kesinambungan antara materi dgn. jenjang dan jenis prog.pendidikan
  3. Prinsip fleksibilitas, baik untuk guru/siswa.
  4. Prinsip integritas, adanya keterpaduan shg.dapat mengembangkan life skill siswa.

Analisis Kebutuhan dan Tujuan Pembelajaran
Analisis kebutuhan pembelajaran.
a.    Pengertian analisis kebutuhan.
Kebutuhan adalah kesenjangan yang diperoleh dari membandingkan keadaan saat ini dengan keadaan yang seharusnya. Dengan perkataan lain, setiap keadaan yang kurang dari yang seharusnya menunjukkan adanya kebutuhan.
b.    Langkah-langkah mengidentifikasi   kebutuhan pembelajaran.
1.    Menentukan kesenjangan penampilan siswa.
2.    Mengidentifikasi bentuk kegiatan pembelajaran yang paling tepat.
3.    Menentukan populasi sasaran yang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.

Tujuan Pembelajaran Umum
Bloom membagi tujuan pembelajaran menjadi tiga kawasan ;
1.    Kognitif, mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi sesuatu.
2.    Afektif, sikap: penerimaan, memberikan respon, penilaian, pengorganisasian, karakteristik
3.    Psikomotor, keterampilan: melakukan gerak.

Kalimat dengan kata kerja yang operasional untuk memudahkan mengukur ketercapaian dan perubahan tingkah laku siswa dapat diamati.
Contoh : Siswa dapat menjelaskan atau menguraikan lebih tepat digunakan daripada siswa dapat mengerti atau mengetahui.

Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam kalimat dengan kata kerja yang operasional; dapat dikur ketercapaiannya, perubahan tingkah laku dapat diamati melalui tindakan.
Contoh TPU:
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi oksigen bagi makhluk hidup
2. Siswa akan dapat menerapkan….
3. Siswa akan dapat mendemonstrasikan ….
Bandingkan kata kerja berikut ini: menyusun, menggunakan, mendemonstrasikan, Memahami, mengetahui, merasakan   

Analisis Pembelajaran, Perilaku dan Karakteristik Awal Siswa
A. Analisis Pembelajaran
Proses penjabaran perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistimatis.
Dengan melakukan analisis pembelajaran, akan tergambar susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. 
   
B. Jenis-jenis Tujuan pembelajaran dan Perumusannya
1) Domain Kognitif
  1. Pengetahuan: pada akhir pembelajaran IPS siswa dapat menyebutkan nama ibukota propinsi di Indonesia
  2. Pemahaman: pada akhir pembelajaran siswa dapat menjelaskan tujuan kehidupan berdemokrasi di Indonesia
  3. Penerapan: pada akhir pembelajaran ekonomi siswa dapat menggunakan berbagai model pembukuan dalam pencatatan biaya
  4. Analisis: pada kahir pembelajaran IPA siswa dapat memilah mana sampah organik dan non-organik
  5. Sintesis: pada akhir pembelajaran IPA siswa dapat menyimpulkan akibat yang ditimbulkan karena pencemaran tanah
  6. Evaluasi: pada akhir pembelajaran Ekonomi siswa dapat menyusun perencanaan organisasi suatu perusahaan 
2) Domain Afektif
3) Domain Psikomotor

Analisis Pembelajaran
A.    Konsep Analisis Pembelajaran
Proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Keg. tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasi perilaku khusus yang dapat menggambarkan perilaku umum secara lebih rinci.
Perilaku khusus yang dilakukan lebih dahulu dari perilaku yang lain karena sebab sbb.:
a.    Kedudukannya sebagai perilaku prasyarat
b.    Perilaku yang menurut gerakan fisik berlangsung lebih dahulu
c.    Perilaku yang menurut proses psikologis muncul lebih dahulu.

Empat Macam Struktur Perilaku
1.    Struktur hierarkikal, kedudukan dan perilaku yang menunjukkan bahwa satu perilaku hanya dapat diberikan bila perilaku yang lain telah dikuasi siswa (mata pelajaran pra syarat)
2.    Struktur prosedural, kedudukan perilaku yang menujukkan satu seri urutan penampilan dan tidak ada yang menjadi pra syarat.
3.    Struktur pengelompokan, perilaku yang tidak memp.ketergantungan antara satu dgn.lain.
4.    Struktur kombinasi, gabungan antara ketiga struktur di atas.

Perilaku Kognitif
adalah perilaku yang merupakan hasil proses berfikir (pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi (Bloom). Gagne, kawasan kognitif terdiri dari keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal.

Perilaku psikomotor
Perilaku yang muncul oleh hasil kerja tubuh manusia. Berupa gerakan tubuh, berlari, melompat, melempar, berputar, memukul, dan menendang. Dave membagi perilaku psikomotor (Peniruan, penggunaan, ketepatan, perangkaian dan naturalisasi).

Perilaku Afektif
Perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungan untuk membuat pilihan atau keputusanuntuk bereaksi di dalam lingkungan tertentu. Misalnya, mengangguk kepala tanda setuju, meloncat kegirangan tanda senang. Perilaku ini terdiri dari lima tingkatan yaitu; penerimaan, pemberian respon, penilaian, pengorganisasian dan karakterisasi/pengalaman 

Langkah-langkah Melakukan Analisis Pembelajaran
1.    Menuliskan perilaku umum yang ada dalam TPU
2.    Mengidentifikasi setiap perilaku khusus (TPK)
3.    Menyusun atau menguraikan prilaku khusus TPK
4.    Menambah perilaku khusus atau mengurangi jika perlu
5.    Menuliskan setiap perilaku khusus dalam suatu lembar kartu.
6.    Menyusun kartu dan menempatkan dalam strutur hirarkhi, prosedural atau pengelompokan.
7.    Jika perlu tambahkan dengan perilaku khusus lain
8.    Menempelkan kartu di atas kertas lebar sesuai dengan letak kartu yang telah anda susun.
9.    Meneliti kemungkinan hubungan perilaku umum yang satu dengan yang lain,
10.    Memberi nomor urut, dimulai dati yang terjauh samapai yang terdekat dengan perilaku umum
11.    Mendiskusikan peta atau bagan yang anda buat dengan teman sejawat. 

Penerapan Analisis Pembelajaran
Manfaat,
1.    Memberikan informasi peta atau struktur mata pelajaran secara lengkap. Ini akan memudahkan guru untuk mengontrol materi pembelajaran
2.    Menginformasikan sistimatika pembelajaran sesuai kebutuhan siswa
3.    Mengetahui secara pasti keterkaitan setiap perilaku
4.    Memudahkan guru untuk mengontrol tes yang akan dikembangkan.

ANALISIS PEMBELAJARAN ATAU PETA KOMPETENSI
Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Siswa
1.    Konsep
Suatu kemampuan yang telah dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu materi yang baru. Kemampuan dapat berupa pengetahuan, keterampilan atau sikap yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
2.    Teknik dalam Melakukan Analisis Perilaku Siswa: kuesioner, interview, observasi.
Sumber untuk memperoleh informasi ttng.perilaku awal siswa: (1) siswa, (2) guru, (3) pengelola pendidikan  
3.    Pengertian karakteristik Awal Siswa
Potret atau gambaran kemampuan siswa yang berkenaan dengan latar belakang siswa. Artinya, guru harus mempertimbangkan materi dan strategi yang cocok dengan apa yang dibutuhkan siswa.
4.    Komponen dalam Menganalisis Karakteristik Awal Siswa
a.    Pengalaman siswa
b.    Pengetahuan siswa
c.    Kegemaran siswa
d.    Kondisi fisik siswa
e.    Lingkungan keluarga siswa
f.    Lingkungan sosial
g.    Status sosial siswa
5.    Teknik Menganalisis Karakteristik Awal Siswa
a.    Kuesioner: bisa  berupa tes yang  berisi pertanyaan
b.    Interview: wawancara secara terstruktur
c.    Observasi: pengamatan terhadap proses pembelajaran
d.    Tes: secara lisan atau tulisan (objektif dan essay)

Perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
TPK: tujuan pembelajaran yang dibuat guru untuk keperluan mengajar  dalam satu kali proses pembelajaran dan harus dicapai siswa.
TPK merupakan rincian kompetensi yang lebih spesifik dari TPU (untuk mencapai kompetensi yang ada dalam TPU, siswa harus menguasai seluruh kompetensi yang ada dalam TPK. Rumusan TPK harus jelas, pasti, dan dapat diukur.
TPK adalah dasar, dan pedoman bagi seluruh pengembangan pembelajaran selanjutnya.Perumusan TPK adalah titik awal yang sesungguhnya dari proses pengembangan pembelajaran.
TPK hanya mengandung satu kompetensi. Dalam TPK harus dapat diukur pencapaiannya dengan tes

Prinsip Merumuskan TPK
1.    Rumusan TPK harus mengandung satu pengertian (menggunakan kata kerja aktif/operasional dan hasilnya dapat diamati/dilihat oleh mata)
2.    Berorentasi pada hasil belajar yang dapat diukur dan bukan proses belajar, artinya rumusan TPK harus menggambarkan kemampuan yang diperoleh siswa (tiga domain) dan dapat diukur tingkat pencapaian melalui tes.

Contoh Kata Kerja dalam Merumuskan TPK

Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus
Rumusan TPK dengan format ABCD
•    Audience, siswa yang akan belajar harus dirumuskan secara jelas.
•    Behavior, perilaku spesifik yang dimunculkan siswa setelah selesai proses pembelajaran terdiri dari 2 bagian yaitu kata kerja dan objek (menyanyikan … lagu, menggambarkan… peta propinsi)
•    Condisi, alat yang digunakan siswa pada waktu diberikan tes (dengan aba-aba pimpinan paduan suara, dengan diberi peta Indonesia)
•    Degree, tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku berupa angka atau dengan kalimat (dengan sempurna, tanpa salah, minimal 90%)

Hubungan TPK dengan Hasil Belajar
    Rumusan TPK yang baik dapat mengidentifikasi isi pelajaran yang akan diberikan guru.
    Rumusan TPK mengandung unsur B yaitu perilaku yang diharapkan dicapai siswa pada akhir pelajaran.
    Rumusan perilaku terdiri dari dua hal yaitu kata kerja dan objek
    Objek menunjukkan topik atau pokok bahasan dari isi pelajaran.
    Setiap topik bahasan diuraikan menjadi subpokok bahasan.

Evaluasi Hasil Belajar

Pengertian Evaluasi : adalah Kegiatan mengetahui apakah suatu program telah berhasil dan efisien atau tidak. Berapa skor yang diperoleh siswa, mengkajinya dan menyimpulkan hasil kajian apakah memuaskan/tidak, lulus/tidak.
Evaluasi (Bloom) pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauhmana perubahan dalam diri siswa.

Perbedaan antara Evaluasi, Pengukuran, dan Tes
Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi berupa data kuantitatif. Salah satu alat ukurnya tes dan hasilnya dinamakan skor.
Tes merupakan alat ukur instrumen atau prosedur pengukuran yang dipergunakan untuk mengetahui kemajuan dan perubahan yang terjadi pada siswa setelah mengikuti pembelajaran
Makna Evaluasi
    Bagi siswa, mengetahui kemampuannya sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan penguasaan bahan  pembelajaran
    Bagi guru, memberi petunjuk bagi guru mengenai keadaan siswa, materi, strategi, dan metode pembelajaran
    Bagi pembimbing, agar dapat memberikan proses bimbingan yang lebih terarah sesuai hasil evaluasi
    Bagi orang tua, untuk melihat sejauhmana kemajuan yang diperoleh anak mereka.

Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Fungsi adalah untuk penempatan siswa, pemberian umpan balik, mendiagnosis kesulitan belajar, menentukan kelulusan siswa
Bentuk tes adalah:
1.    Tes penempatan, menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya
2.    Tes formatif, disajikan di tengah pembelajaran untuk memonitgor kemajuan belajar siswa
3.    Tes Diagnostik, mendiagnosa kesulitan belajar siswa untuk dicarikan solusinya
4.    Tes sumatif, diberikan pada akhir proses pembelajaran

Teknik dan Alat Evaluasi
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan. Teknik dan alat yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan melakukan evaluasi, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan, banyaknya materi.
Teknik evaluasi yang dapat digunakan:
1.    Tes, terdiri dari tes tertulis, lisan dan perbuatan.
2.    Observasi atau pengamatan
3.    Wawancara hampir sama dengan tes lisan.

Menyusun Tes Acuan Patokan (TAP)
Konsep TAP
Butir tes yang mengacu pada tujuan pembelajaran atau untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap perilaku yang terdapat dalam TPK. Skor yang dicapai siswa ditafsirkan sebagai tingkat penguasaan siswa terhadap perilaku yang diukurnya. Hasil tes ditafsirkan dengan membandingkan persentase skor yang dicapai siswa dengan skor maksimum.

Tes Acuan Norma (TAN)
Tes ini disusun untuk menentukan kedudukan atau posisi peserta tes terhadap kelompok perilaku yang ada dalam TPK. Perilaku di sini adalah kedlompok siswa dalam kelas, sekolah, propinsi atau nasional.
Untuk menyusun tes ini harus dilihat daya pembeda  tertentu, tingkat kesulitan, dan perlu dilakukan uji-coba terhadap tes., maksudnya butir tes hanya dapat dijawab dengan benar oleh seluruh atau sebagian siswa yang lebih pandai dan tidak ada atau hanya sebagian kecil oleh siswa yang kurang pandai.

Perbedaan dan Persamaan TAN dan TAP
Persamaannya:
1.    Keduanya mempersyaratkan rumusan perilaku secara spesifik
2.    Keduanya disusun dari sampel butir tes yang relevan
3.    Keduanya menggunakan bentuk tes yang sama
4.    Keduanya memiliki ketentuan tes yang sama
5.    Keduanya dinilai validtas dan reliabelitasnya
6.    Keduanya digunakan dalam bidang pendidikan

Perbedaaanya:
Penyusunan TAP
Langkah penyusunan TAP:
1.    Menentukan maksud tes: memberikan umpan balik bagi siswa tentang hasil belajarnya (tes formatif) dan menilai efektivitas sistem pembelajaran secara keseluruhan (tes awal dan tes akhir)
2.    Membuat tabel spesifikasi untuk setiap butir tes yang disebut kisi-kisi penyusunan tes (tabel 1).
3.    Menulis butir tes
4.    Mengelompokkan butir soal sesuai dengan jenisnya
5.    Menulis petunjuk
6.    Menulis kunci jawaban
7.    Melakukan uji coba tes
8.    Menganalisis hasil uji coba
9.    Merevisi tes.
TAP digunakan untuk:
1.    Mengukur tingkat pencapaian siswa setelah selesai proses pembelajaran untuk satu mata pelajaran (tes akhir)
2.    Mengukur tingkat penguasaan siswa sebelum dimulai proses pembelajaran (tes awal)
3.    Mengetahui kemajuan siswa  selama proses pembelajaran (tes formatif)

Strategi Pembelajaran
Hakikat Strategi Pembelajaran
Menjelaskan komponen umum suatu set bahan pembelajaran dan prosedur yang akan digunakan secara bersama-sama untuk menghasilkan hasil belajar tertentu anak didik.

Komponen umum strategi pembelajaran:
a.    Kegiatan pra-pembelajaran
b.    Penyajian informasi
c.    Partisipasi anak didik
d.    Tes
e.    Tindak lanjut.

Unsur Strategi Pembelajaran
a.    Urutan kegiatan pembelajaran
b.    Metode pembelajaran
c.    Media pembelajaran
d.    Waktu yang dialokasikan
Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan pembalajaran tertentu dan harus disusun sesuai dengan TKP.

Komponen Strategi Pembelajaran
1.    Urutan kegiatan pembelajaran meliputi:
a.    Pendahuluan: penjelasan singkat tentang isi, penjelasan relevansi isi materi dengan pengalaman siswa, penjelasan tujuan pembelajaran
b.    Penyajian: uraian, contoh, latihan
c.    Penutup: tes formatif dan tindak lanjut
2.    Metode pembelajaran
3.    Media pembelajaran berupa media cetak dan non-cetak, audio visual.

Metode Pembelajaran
A.    Hakikat Metode Pembelajaran
Konsep
•    Cara yang telah direncanakan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, artinya adanya upaya yang sistematis.
•    Metode berbeda dengan strategi.
•    Metode harus dapat dijadikan ujung tombak dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
•    Metode salah satu komponen dalam strategi pembelajaran
•    Misalnya metode diskusi untuk pembelajaran bahasa Indonesia, tetapi waktu yang tersedia tidak cukup tentu saja tidak akan bermanfaat secara optimal untuk meningkatkan kompetensi berbahasa siswa.
•    Metode berfungsi sebagai cara dalam menyajikan (menjelaskan, memberi contoh, dan memberi latihan) isi pelajaran kepada anak didik untuk mencapai tujuan.
•    Jadi guru harus dapat mengkombinasikan beberapa metode dalam satu rangkaian pembelajaran agar hasil pembelajaran lebih baik.
•    Pilihlah metode yang dapat memberikan kesenangan atau kegembiraan kepada anak didik.

B.    Pemilihan Metode Pembelajaran
Perlu diingat bahwa tidak ada satu pun metode yang efektif untuk semua mata pelajaran.Setiap metode pada dasarnya akan efektif hanya untuk materi atau tujuan tertentu.
Dalam pemilihan metode harus mengetahui dulu apa tujuan yang akan dicapai, jenis materi, dan anak didik yang akan mengikuti pembelajaran.
Artinya, harus disesuaikan anatara metode yang digunakan dengan TPK yang dirumuskan guru. Dalam hal ini dengan melihat kata kerja dari TPK tersebut.
Contoh pemilihan metode dengan rumusan TPK

Media dan Sumber Belajar
1.    Konsep Media
‘Segala bentuk” yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi. Artinya, apapun yang akan digunakan untuk menyalurkan pesan disebut media, dapat juga media yang dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan, atau media yang sudah tersedia di alam atau di lingkungan kita.

Tujuan Penggunaan Media
a.    Membantu guru dalam menyampaikan pesan
b.    Memberikan pengalaman belajar yang berbeda
c.    Meransang minat siswa dan menumbuhkan sikap dan ketr.tertentu dalam
d.    Meniciptakan situasi pembelajaran yang sulit dilupakan siswa,
e.    Mewujudkan situasi belajar yang efektif
f.    Meningkatkan motivasi belajar siswa.

Manfaat Media
a.    memperlancar interaksai antara guru dan siswa
b.    Proses belajar menjadi lebih menarik
c.    Proses belajar menjadi lebih interaktif
d.    Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
e.    Meningkatkan kualitas hasil belajar
f.    Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana dan kapan saja
g.    Menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran.

Jenis Media Pembelajaran
a.    Media Tradisonal, berupa: visual diam yang diproyeksikan, visual yang tidak diproyeksikan, audio, multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, bahan cetak, permainan, realia.
b.    Media mutakhir, berupa: media berbasisi telekomunikasi, media berbasis mikroprososer.

Pemilihan Media Pembelajaran
a.    Sesuai dengan tujuan
b.    Pertimbangan biaya
c.    Kesesuaian media dengan metode
d.    Kesesuaian media dengan karakteristik siswa
e.    Pertimbanagn praktis
f.    Kemudahan teknis

2.    Sumber Belajar
a.    Konsep Sumber Belajar
Sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar.
Sesuatu yang mendukung terjadinya belajar yang meliputi sistem pelayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan.
Tiga komponen utama dalam sumber belajar:
1)    Sistem pelayanan
2)    Bahan pelajaran
3)    Memberdayakan lingkungan

b. Jenis-jenis Sumber Belajar
1)    Sistem Pelayanan
2)    Sistem Pelayanan Individual: auditorial, visual, dan kinestik
3)    Sistem Pelayanan  Klasikal, yang secara bersama-sama dapat dimanfaatkan oleh semua siswa.
b.    Bahan Pembelajaran ada dua;
1)    Bahan pembelajaran yang dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, jenis kemampuan siswa.
2)    Bahan yang tidak dirancang secara khusus yang bahannya sudah ada.

c.    Lingkungan
Lingkungan belajar tidak terbatas pada keberadaan fisiknya saja (tersedianya berbagai objek dan  suasana) tapi juga meliputi subjek yang ada di lingkungan tersebut.
Lingkungan harus kondusif, artinya memenuhi syarat untuk terciptanya proses belajar yang baik.

Faktor-faktor Penting dalam Pemilihan Sumber Belajar
1)    Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2)    Kesesuaian dengan karakteristik siswa
3)    Kesesuaian dengan jenis materi atau pengetahuan yang akan dipelajari
4)    Kemudahan untuk melakukannya
5)    Kepraktisan dalam pengorganisasian
6)    Kemampuan guru dalam melakukan
7)    Kesiapan siswa dalam belajar

Seleksi dan Organisasi Materi Pembelajaran
Bentuk Kegiatan dan Bahan Pembelajaran

A.    Bentuk Kegiatan Pembelajaran
1.    Guru sebagai fasilitator dan siswa belajar sendiri (kegiatan mandiri) banyak dilakukan oleh SLTP Terbuka, UT, pendidikan jarak jauh. Bahan belajar berupa modul.
Di samping itu model ini juga dapat dilaksanakan dalam kelas biasa.
2.    Guru sebagai penyaji
•    Guru sebagai penyaji materi pelajaran yang dipilih dan dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
•    Model kegiatan ini dapat berlangsung dalam kelas konvensional
•    Bahan ajar berupa: buku pelajaran yang sudah dikembangkan, LKS, video pembelajaran, kaset audio, dan program komputer.

B.    Bentuk bahan Pembelajaran
1.    Bahan pembelajaran mandiri
•    Terdiri dari materi belajar yang akan digunakan siswa, pedoman siswa, dan pedoman mengajar termasuk tes.
•    Tidak tergantung kepada guru
2.    Bahan Pembelajaran Konvensional
•    Bahan pembelajaran yang banyak digunakan sekolah pada umumnya. Pada umumnya semua bahan tersebut sudah ada yaitu berupa buku pelajaran.

Jenis-jenis Pemilihan Materi
A.     Jenis Pemilihan Materi
Materi tersebut harus menarik, bermanfaat, tidak terlalu berat, mempunyai kontribusi untuk mempelajari materi yang lainnya  bagi siswa.

1.    Materi dalam kawasan kognitif
Materi yang berhubungan dengan kerja otak yang secara hierarkis mulai dari kemampuan dasar sampai dengan kemampuan yang paling ting (Bloom)
Lanjutan
a.    Mengingat: dihafalkan saja berupa nama-nama, tanggal
b.    Menjelaskan meliputi: konsep, prinsip, hukum, sebab-akibat
c.    Menerapkan menuntut adanya penerapan dalam bentuk yang konkret, berupa pembuktian: prosedur, langkah-langkah, proses, urutan.
d.    Menganalisis berhubungan dengan kemampuan berpikir deduktif berupa: gejala, hubungan sebab akibat, fenomena-fenomena.
e.    Mensistesis kemampuan menggeneralisasi atau berpikir induktif berupa: membuat laporan, rangkuman, kesimpulan
f.    Mengevaluasi kemampuan membuat keputusan berupa: kemampuan yang paling tinggi

2.    Materi Domain Afektif
a.    Materi pembelajaran yanag sangat sarat dengan nilai-nilai moral, sikap, dan perilaku siswa.
b.    Pembelajaran afektif idealnya harus selalu berhenti pada pembentukan suatu kebiasaan dalam diri siswa.
c.    Siswa jangan hanya berlaku baik jika berada dalam pengawasan guru saja.
d.    Jenis materi berupa materi yang berkaitan dengan nilai-nilai, kebiasaan, sikap, apresiasi, serta kemampuan yang berkaitan dengan interaksi sosial.

3.    Materi Domain Psikomotor
Pembelajaran harus bersifat bertahap agar dapat memperoleh hasil yang maksimal
Jenis materi berkaitan dengan otot, keterampilan motorik, atau gerak yang membutuhkan koordinasi otot.
Misalnya: siswa diajarkan bermain basket. Pada tahap awal siswa akan meniru permainan basket guru, kemudian tahap berikutnya siswa berlatih menggunakan teknik-teknik yang diajarkan

B.    Pemilihan Materi
Ada tiga indikator dalam pemilihan materi pelajaran:
1.    Tujuan pembelajaran yang akan dicapai (TPK)
2.    Karakteristik siswa
3.    Kompetensi  yang akan dicapai

1.    Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
TPK dirumuskan dengan berisi empat unsur (ABCD).
Hasil belajar dapat diukur
Perubahan tingkah laku dapat diamati
Kata kerja yang digunakan harus yang operasional
Perhatikan kata benda yang mengikuti kata kerja tsb.
Contoh: “dapat menjelaskan hukum bejana berhubungan” 

2.    Karakteristik siswa sebagai indikator
Rumusan TPK sudah jelas yang akan menjadi sasaran belajar
Karakteristik berupa data-data tentang strata atau jenjang pendidikan siswa
Pemilihan materi disesuaikan dengan kemampuan siswa, pengalaman siswa, budaya masyarakat di mana siswa bereada, potensi daerah.
Mis.: Siswa SMU Negeri I Padang kelas X, Siswa MAN Koto Baru Solok

3.    Kompetensi
TPK dikembangkan dari hasil analisis kompetensi.
TPK yang sudah dirumuskan dengan langkah-langkah penerapannya dalam berbagai aspek kehidupan maka TPK itu sudah menjadi suatu kompetensi
Misl.: “Siswa SLTP Negeri V kelas VIII dapat menjelaskan fungsi mengkudu”
Contoh di atas sudah mengandung kompetensi yang dapat diharapkan yaitu berupa manfaat bagi siswa yang berupa wujud dari kompetensi
Pengembangan Rencana Pembelajaran
Hakikat Pengembangan Rencana Pembelajaran

HUBUNGAN KURIKULUM DENGAN PEMBELAJARAN


1.    Hakikat Kurikulum
A plan for learning, pengalaman yang direncanakan, pengalaman yang tidak direncanakan (Hidden Curriculum)
a.    Merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa untuk memperoleh ijazah
b.    Rencana yang memberikan pedoman dalam pembelajaran
c.    Pengalaman siswa di sekolah (intelektual, emosional, sosial)
d.    Seperangkat rencana pembelajaran

2.    Hakikat Pembelajaran
*Suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, abik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses sebab – akibat, guru sebagai figur sentral harus dapat menetapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mendorong terjadinya pembelajaran
Siswa sebagai subjek utama, guru harus memperhatikan kesiapan siswa, tingkat kematangan siswa, dan cara belajar siswa.

KONSEP SILABUS
Merupakan penyusunan desain pembelajaran yang berisikan garis-garis besar pembelajaran atau penjabaran lebih lanjut standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui pengalaman belajar dengan materi pokok yang perlu dipelajari siswa.
Hal yang harus dipahami untuk memperoleh silabus yang berkualitas:
1.    Pengertian, manfaat, format, sistematika, komponen, kemasan silabus, dan sistem penilaian.
2.    Langkah-langkah penyusunan silabus dan format silabus.

Prinsip-prinsip penyusunan silabus:

1.    Relevansi, ada keterkaitan antara kompetensi yang diharapkan dengan pengalaman belajar
2.    Konsistensi, taat azas atau ajeg antara keseluruhan komponen yang ada dalam silabus
3.    Adequate, kecukupan materi yang dipelajari dengan kompetensi yang ingin dicapai.
4.    Ilmiah, artinya silabus dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan dengan memperhatikan perkembangan dan kebutuhan peserta didik
5.    Sistematis, artinya ada keterkaitan antarmateri.

PENYUSUNAN SILABUS
Dalam menyusun desain pembelajaran berbasis kompetensi ada 3 pertanyaan yang harus diajukan:
  1. Kompetensi apa yang harus dicapai? Hal ini menyangkut materi dan indikator
  2. Bagaimana cara memberikan pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi yang diharapkan? Hal ini menyangkut strategi, metoe, media, bahan ajar, an lingkungan belajar.
  3. Bagaimana kita mengetahui bahwa kompetensi yang kita ajarkan telah dikuasai siswa? Hal ini menyangkut evaluasi atau penilaian.

Manfaat Silabus
Sebagai pedoman dalam pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian lebih lanjut

PENGALAMAN BELAJAR
Merupakan aktivitas yang akan dilakukan siswa dalam berintegrasi dengan bahan ajar, hal ini dapat dilakukan di dalam dan di luar kelas ataupun di luar sekolah dengan metoe yang bervariasi, dalam hal ini memperhatikan kemampuan awal dan kondisi siswa. Pengalaman belajar hendaknya memuat kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa.
Langkah-langkah Penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian
1.    Penulisan identitas (nama sekolah, mata pelajaran, kelas, dan semester)
2.    Standar kompetensi diambil pada dokumen kurikulum sesuai dengan mata pelajaran
3.    Kompetensi dasar, diambil pada dokumen kurikulum yang sesuai dengan mata pelajaran.
4.    Materi pokok dan uraian materi pilih pokok sebagaimana tercantum dalam dokumen kurikulum. Materi pelajaran dapat berupa fakta, prinsip, dan prosedur
Fakta: nama objek, tempat, orang, lambang/simbol, peristiwa sejarah, dan komponen benda.
Konsep: pengertian, defenisi
Prinsip: dalil, rumus, paradigma
Prosedur: Berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu

Standar Isi
Standar Isi: mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Kompetensi dasar: sejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa
Kompetensi dasar diukur dengan indikator hasil belajar.
Indikator dijadikan sebagai acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau belum.
Contoh
Contoh Format Silabus
Nama Sekolah        : ……………………
Mata Pelajaran        : ……………………
Kelas            : ……………………
Semester        : ……………………
Standar Kompetensi    : ……………………

---------
Abu ilyas

SHARE :
CB Blogger

Post a Comment

 
Copyright © 2014 Abu iLyas, AMK. S.Pd. M.Si. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger