Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Home » » KISAH KHADIJAH

KISAH KHADIJAH

Posted by Abu iLyas, AMK. S.Pd. M.Si on Sunday 1 November 2015

            



             Jama’ah yang dimuliakan Allah,

Seluruh harta kekayaan Khadijah diserahkan kepada suaminya, diserahkan kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, untuk memperjuangkan agama islam ini. dua pertiga kekayaan kota Mekkah milik Khadijah.
 
Tetapi ketika Khadijah hendak menjelang wafat, tidak ada kafan yang digunakan untuk menutup jasad Khadijah. Bahkan pakaian yang digunakan Khadijah ketika itu, adalah pakaian yang sangat kumuh, dengan delapan puluh tiga tambalan, diantaranya dengan kulit kayu.


DIKISAHKAN,

Suatu hari Nabi pulang dari kerja dakwah, ketika pulang masuk ke dalam rumah, biasa Khadijah menyambut berdiri di depan pintu.
Ketika Khadijah hendak berdiri menyambut, Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Wahai Khadijah tetaplah kamu di tempatmu”. ketika itu Khadijah sedang menyusukan Fatimah yang ketika itu masih bayi.
 
Jama’ah yang dimuliakan Allah,

Karena begitu pengorbanan nabi dan Khadijah untuk agama ini, untuk bagaimana hari ini kita kenal Rabb, untuk bagaimana hari ini kita kenal bagaimana kita sholat, bagaimana kita hari ini kenal Tuhan yang sebenarnya, kita kenal Allah, 

Seluruh harta kekayaan mereka telah menjadi habis, sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang keluar tetapi darah yang keluar yang masuk ke dalam mulut daripada Fatimah Radhiallohu’anha.
 
Maka Nabi Sholallohu ‘alaihi wasallam telah mengambil ini Fatimah dan diletakkan di tempat tidur, gantilah nabi berbaring di pangkuan Khadijah. Maka Nabi begitu lelah jumpa manusia, dengan menghadapi caci maki dan fitnah manusia ketika itu. Nabi tertidur, ketika itulah Khadijah dengan belaian kasih sayang membelai kepala Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam. tak terasa air mata Khadijatul Kurba menetes di pipi Nabi Sholallohu ‘alaihi wasallam. Nabi pun terjaga, “Wahai Khadijah, kenapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad? Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan.. tetapi hari ini engkau telah dihina orang, semua orang telah menjauh darimu... seluruh harta kekayaanmu habis, Adakah engkau menyesal wahai Khadijah bersuamikan aku, Muhammad?”
 
Khadijatuhl Kubra berkata, “Wahai suamiku, Wahai Nabi Allah! Bukan itu yang aku tangiskan, dahulu aku memiliki kemuliaan... kemuliaan itu aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Dahulu aku punya kebangsawanan.. kebangsawanan itu pun  aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan.. seluruh harta kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya”
 
“Wahai Rasulullah, sekarang aku tak punya apa-apa lagi, tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah, sekiranya aku telah mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan... engkau hendak menyeberangi sebuah sungai... dan engkau tidak memperoleh rakit pun atau pun jembatan, maka engkau galilah lubang-lubang kuburku, kau galilah kuburku, engkau ambillah tulang belulangku, kau jadikanlah sebagai jembatan untuk engkau menyeberangi sungai itu untuk jumpa manusia, ingatkan mereka kepada kebesaran Allah, ingatkan mereka kepada yang hak, ajak mereka kepada Islam... wahai Rasulullah.
Jama’ah yang dimuliakan Allah...

Seorang Nabi yang agung, seorang istri yang agung, suami istri berpelukan sambil menangis memikirkan agama ini. Allohu Akbar.
 
Agama tersebar, hari ini kita kenal Allah, tidak dengan mudah jama’ah yang mulia. Agama sampai dalam kehidupan kita, agama sampai ke kampung kita, agama masuk ke dalam rumah-rumah kita, agama sampai ke dalam hati-hati kita, jama’ah yang mulia, bukan dibawa oleh burung, bukan dibawa oleh angin, bukan dibawa oleh air sungai yang mengalir, bukan jama’ah yang mulia.
tapi dibawa oleh pengorbanan nabi dan para sahabat. dibawa oleh pengorbanan para janda-janda sahabat, dibawa oleh yatim-yatim para sahabat, jama’ah yang mulia.
 
Ulama beritahu hari ini kita senang-senang amal agama di atas penderitaan dan jeritan janda-janda dan yatim para sahabat. Hari ini kita kadang-kadang senang amalkan agama di atas penderitaan Khadijatul Kubra Radhiallohu’anha.
 
Kalaulah hari ini kita tidak hargai pengorbanan mereka, apa yang harus kita jawab di hadapan Allah Kalaulah kita jumpai Allah... Apa yang akan kita jawab di hadapan Nabi kalau kita jumpa dengan Nabi. Apa yang akan kita jawab kalau kita jumpai dengan Abu Bakar, yang telah menghabiskan seluruh harta bendanya untuk agama ini. 

Apalah yang akan kita jawab wahai ibu-ibu yang mulia, kalau ibu-ibu jumpa dengan sahabiah-sahabiah yang telah mengorbankan suami-suami mereka syahid di jalan Allah. 

Apa yang akan kita jawab sekiranya kita jumpa dengan anak-anak yatim para sabahat, sedangkan mereka telah mengorbankan ayah-ayah mereka untuk perjuangkan agama ini.
 
Agama ini sangat berhajat kepada pengorbanan, jama’ah yang mulia. agama tidak akan tersebar dengan tulisan-tulisan, agama pun tidak akan tersebar dengan baik, agama tidak akan pernah wujud dalam kehidupan kita tanpa kita mengorbankan diri kita, jama’ah yang mulia.
Sudah menjadi syarat agama akan terwujud melalui pengorbanan, jama’ah yang mulia.  hidayah akan datang dalam diri kita melalui pengorbanan. agama akan tersebar, hidayah akan tersebar ke ujung-ujung dunia melalui pengorbanan, jam’ah yang mulia

SHARE :
CB Blogger

Post a Comment

 
Copyright © 2014 Abu iLyas, AMK. S.Pd. M.Si. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger