Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Home » » Makalah - ASPEK CARA PENILAIAN KURIKULUM 1994 DAN KBK

Makalah - ASPEK CARA PENILAIAN KURIKULUM 1994 DAN KBK

Posted by Abu iLyas, AMK. S.Pd. M.Si on Sunday 27 December 2015




MAKALAH 
ASPEK CARA PENILAIAN KURIKULUM 1994 & KBK
 

BAB I
PENDAHULUAN 


A.    Kata Pengantar

        Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem catur wulan.Dengan sistem catur wulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut.Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
        Kurikulum 2004 yang merupakan perubahan dari kurikulum sebelumnya, karena kurikulum 1994 dinilai sudah tidak relevan dengan perkembangan dan tuntutan zaman, selanjutnya dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Isi KBK lebih mengedepankan kompetensi peserta didik agar setelah lulus dari pendidikan dasar, peserta didik memiliki kecakapan hidup (life skill) untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya atau terjun ke dunia kerja. KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002).    Kurikulum ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

B.    Rumusan Masalah

  1. Bagaimana cara penilaian kurikulum 1994?
  2. Bagaimana cara penilaian kurikulum 2004 (KBK) ?




BAB II 
PEMBAHASAN


A.    Aspek Cara Penilaian Kurikulum 1994
        Pada kurikulum 1994 cara penilaian di fokuskan pada aspek kognitif, pemahaman siswa tentang materi. Penyusunan bahan penilaian didasarkan pada tujuan perkelas dan persemester. Pada kurikulum ini, keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan perolehan nilai yang dapat diperbandingkan dengan sisa lain. Evaluasi pelajaran dilaksanakan dengan teknik paper dan pencil test.

1.    Acuan Norma
       Penilaian acuan norma (PAN) adalah penlaian yang dilakukan untuk mengetahui posisi kemampuan seseorang dibandingkan dengan temannya dikelas tersebut. PAN ini berasumsi bahwa kemampuan orang itu berbedabeda dan dapat digambarkan menurut distribusi norma. Perbedaan ini harus ditunjukan oleh hasil pengukuran, misalnya setelah mengikuti pendidikan selama satu semester peserta didik diadakan penilaian. Hasil ujian seseorang dibandingkan dengan kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi seseorang. Acuan ini biasanya digunakan pada ujian untuk seleksi, karena sesuai dengan tujuannya ujian seleksi adalah untuk membedakan kemampuan seseorang dan untuk mengetahui hasil belajar seseorang.

2.    Penilaian menekankan pada kemampuan kognitif
       Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2) pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5) jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.

3.    Penyusunan bahan penilaian didasarkan pada tujuan per kelas dan per semester
       Penilaian kelas, Penilaian yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik / perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Penilaian kelas terdiri atas ulangan harian, pemberian tugas dan ulangan umum.

4.    Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan perolehan nilai yang dapat diperbandingkan dengan nilai siswa lain.
       Tingkat kinerja seorang siswa ditetapkan berdasarkan pada posisi relatif dalam kelompoknya. Artinya seorang yang memperoleh nilai di atas rata-rata kelompoknya maka siswa tersebut memperoleh skor yang tinggi, begitu juga sebaliknya. Salah satu keuntungan dari standar relatif ini adalah penempatan skor (kinerja) siswa dilakukan tanpa memandang kesulitan suatu tes secara teliti.
Misalnya :Dalam satu kelas, peserta ujian terdiri dari 9 orang dengan skor mentah 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, dan 30. Maka peserta tes yang mendapat skor tertinggi (50) akan mendapat nilai tertinggi, misalnya 10. sedangkan mereka yang mendapat skor di bawahnya akan mendapat nilai secara proporsional, yaitu 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6.

5.    Ujian hanya menggunakan teknik paper and pencil test (tes tertulis)
       Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis.

B.    Aspek Cara Penilaian Kurikulum 2004 (KBK)

1.    Acuan kriteria
       Dalam penilaian acuan kriteria, setiap anak hanya dapat dibandingkan dengan SK atau KD. Jika dalam KD menyatakan bahwa seorang siswa harus mampu menafsirka apabla hambatan dperbesar maka arus lstrik yang mengalir akan semakin kecil, maka siapun yang telah mampu memenuhi kriteria tersebut dinyatakan kompeten atau lulus mencapai KD yang dimaksud, tanpa harus membanding-bandingkan bagus-tidaknya tulisan tiap-tiap anak.
       Penilaian acuan kriteria (PAK) adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dibandingkan dengan kriteria yang sudah dibuat terlebih dahulu.Didalam .penlaian acuan kriteria berasumsi bahwa hampir semua orang bisa belajar apa saja namun waktunya yang berbeda. Konsekwensi acuan ini adalah adanya program remedi. Penafsiran SK , KD dan indikator skor hasil ujian selalu dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan lebih dahulu. Hasil ujian ini dinilai lulus atau tidak. Lulus berarti bisa melakukan, tidak lulus berarti tidak bisa melakukan

2.    Penilaian mencakup tiga aspek : kognitif, psikomotorik dan afektif
       Dalam kurikulum 2004, proses evaluasi menonjolkan dalam tiga ranah evaluasi yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal tersebut ditempuh untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi diri secara optimal sehingga dapat menjadi kemampuan untuk hidup di masyarakat.
Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir.Menurut taksonomi Bloom secara hierarki terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, analisis, dan evaluasi.Kemampuan ini diukur melalui berbagai jenis tagihan dan tes.
       Kemampuan psikomotorik adalah kemampuan melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan; kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik.Pengukuran kemampuan ini dilakukan dengan tes penampilan yang terdiri dari tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja. Data diperoleh dengan dari penggunaan daftar cek ( check list ) atau pun skala penilaian ( rating scale ).
       Kemampuan afektif adalah kemampuan yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek.Kondisi afektif peserta didik tidak dapat dideteksi dengan tes, tetapi dapat diperoleh melalui angket, invetori, atau pengamatan yang sistematis dan berkelanjutan.

3.    Didasarkan pada materi esensial yang benar-benar relevan (prinsip relevansi) dengan kompetensi yang harus dicapai siswa.
       Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran yang relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Juga adanya prinsip  konsistensi, artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Dan juga prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

4.    Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan pencapaian kompetensi tertentu dan bukan didasarkan atas perbandingan dengan hasil belajar siswa lain (berdasarkan anak dan nilai lebih dari anak).
       Penentuan nilai didasarkan pada skor-skor yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk presentase. Untuk mendapatkan nilai tertentu, seorang siswa harus mendapatkan skor tertentu sesuai dengan batas yang ditentukan oleh SK dan KD tanpa terpengaruh oleh kinerja (skor) yang diperoleh siswa lain dalam kelasnya. Salah satu kelemahan dalam menggunakan standar absolut adalah skor siswa bergantung pada tingkat kesulitan ujian yang mereka terima. Artinya apabila ujian yang diterima siswa mudah maka para siswa akan mendapat nilai A atau B, dan sebaliknya apabila ujian tersebut terlalu sulit untuk diselesaikan maka kemungkinan untuk mendapatkan nilai A atau B akan sangat kecil.

5.    Ujian menggunakan berbagai teknik (performance test, objektiv test dan lain-lain) dan metode penilaian portofolio
       Performance test : Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik.
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ;
a.    Tes Betul-Salah (TrueFalse)
b.    Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
c.    Tes Menjodohkan (Matching)
d.    Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)
       Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai ajektif. Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel.Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test) dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun sikap (afektif). Adapun sebagai suatu ajektif portofolio seringkali dihubungkan dengan konsep pembelajaran atau penilaian yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio atau penilaian berbasis portofolio.


BAB III
KESIMPULAN


       Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan, bahwa perbedaan antara kurikulum 1994 dengan kurikulum 2004 (KBK) dari aspek cara penilaian adalah sebagai berikut :




NO
KURIKULUM 1994
KURIKULUM 2004
1
Acuan norma
Acuan criteria
2
Penilaian menekankan pada kemampuan kognitif
Penilaian mencakup tiga aspek : kognitif, psikomotorik dan afektif
3
Penyusunan bahan penilaian didasarkan pada tujuan per kelas dan persemester
Didasarkan pada materi esensial yang benar-benar relevan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa
4
Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan perolehan nilai yang didapat diperbandingkan dengan nilai siswa lainnya
Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan pencapaian kompetensi tertentu dan bukan didasarkan atas perbandingan dengan hasil benalar siswa lain
5
Ujian hanya menggunakan teknik paper and pencil test
Ujian menggunakan berbagai teknik (performance test, objectiv test dan lain-lain) dan metode penilaian portofolio




DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi. Bandung: Remaja Rosdakaraya

Herfan, Djony. 2008. Aplikasi KBK dan KTSP SMP. Tangerang: johnherf.wordpress.com

Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori dan Aplikasi, Bandung: Pakar Raya,



Oleh : 
Abu Ilyas Al-Atsary
087730000021





SHARE :
CB Blogger

Post a Comment

 
Copyright © 2014 Abu iLyas, AMK. S.Pd. M.Si. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger