Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Seluruh harta kekayaan Khadijah diserahkan kepada suaminya, diserahkan
kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, untuk memperjuangkan agama islam ini.
dua pertiga kekayaan kota Mekkah milik Khadijah.
Tetapi ketika Khadijah hendak menjelang wafat, tidak ada kafan yang
digunakan untuk menutup jasad Khadijah. Bahkan pakaian yang digunakan Khadijah
ketika itu, adalah pakaian yang sangat kumuh, dengan delapan puluh tiga tambalan,
diantaranya dengan kulit kayu.
DIKISAHKAN,
Suatu hari Nabi pulang dari kerja dakwah, ketika pulang masuk ke dalam
rumah, biasa Khadijah menyambut berdiri di depan pintu.
Ketika Khadijah hendak berdiri menyambut, Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam
berkata: “Wahai Khadijah tetaplah kamu di tempatmu”. ketika itu Khadijah sedang
menyusukan Fatimah yang ketika itu masih bayi.
Jama’ah yang dimuliakan
Allah,
Karena begitu pengorbanan nabi dan Khadijah untuk agama ini, untuk
bagaimana hari ini kita kenal Rabb, untuk bagaimana hari ini kita kenal
bagaimana kita sholat, bagaimana kita hari ini kenal Tuhan yang sebenarnya,
kita kenal Allah,
Seluruh harta kekayaan mereka telah menjadi habis, sehingga ketika Fatimah
menyusu, bukan air susu yang keluar tetapi darah yang keluar yang masuk ke
dalam mulut daripada Fatimah Radhiallohu’anha.
Maka Nabi Sholallohu ‘alaihi wasallam telah mengambil ini Fatimah dan
diletakkan di tempat tidur, gantilah nabi berbaring di pangkuan Khadijah. Maka
Nabi begitu lelah jumpa manusia, dengan menghadapi caci maki dan fitnah manusia
ketika itu. Nabi tertidur, ketika itulah Khadijah dengan belaian kasih sayang
membelai kepala Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam. tak terasa air mata
Khadijatul Kurba menetes di pipi Nabi Sholallohu ‘alaihi wasallam. Nabi pun
terjaga, “Wahai Khadijah, kenapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal
bersuamikan aku, Muhammad? Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau
hartawan.. tetapi hari ini engkau telah dihina orang, semua orang telah menjauh
darimu... seluruh harta kekayaanmu habis, Adakah engkau menyesal wahai Khadijah
bersuamikan aku, Muhammad?”
Khadijatuhl Kubra berkata, “Wahai suamiku, Wahai Nabi Allah! Bukan itu yang
aku tangiskan, dahulu aku memiliki kemuliaan... kemuliaan itu aku serahkan
untuk Allah dan Rasul-Nya. Dahulu aku punya kebangsawanan.. kebangsawanan itu
pun aku serahkan untuk Allah dan
Rasul-Nya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan.. seluruh harta kekayaan itupun
telah aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya”
“Wahai Rasulullah, sekarang aku tak punya apa-apa lagi, tetapi engkau masih
terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah, sekiranya aku telah mati
sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi
sebuah lautan... engkau hendak menyeberangi sebuah sungai... dan engkau tidak
memperoleh rakit pun atau pun jembatan, maka engkau galilah lubang-lubang
kuburku, kau galilah kuburku, engkau ambillah tulang belulangku, kau jadikanlah
sebagai jembatan untuk engkau menyeberangi sungai itu untuk jumpa manusia,
ingatkan mereka kepada kebesaran Allah, ingatkan mereka kepada yang hak, ajak
mereka kepada Islam... wahai Rasulullah.
Jama’ah yang dimuliakan
Allah...
Seorang Nabi yang agung, seorang istri yang agung, suami istri berpelukan
sambil menangis memikirkan agama ini. Allohu Akbar.
Agama tersebar, hari ini kita kenal Allah, tidak dengan mudah jama’ah yang mulia. Agama sampai dalam
kehidupan kita, agama sampai ke kampung kita, agama masuk ke dalam rumah-rumah
kita, agama sampai ke dalam hati-hati kita, jama’ah yang mulia, bukan dibawa
oleh burung, bukan dibawa oleh angin, bukan dibawa oleh air sungai yang
mengalir, bukan jama’ah yang mulia.
tapi dibawa oleh pengorbanan nabi dan para sahabat. dibawa oleh pengorbanan
para janda-janda sahabat, dibawa oleh yatim-yatim para sahabat, jama’ah
yang mulia.
Ulama beritahu hari ini kita senang-senang amal agama di atas penderitaan
dan jeritan janda-janda dan yatim para sahabat. Hari ini kita kadang-kadang
senang amalkan agama di atas penderitaan Khadijatul Kubra Radhiallohu’anha.
Kalaulah hari ini kita tidak hargai pengorbanan mereka, apa yang harus kita
jawab di hadapan Allah Kalaulah kita jumpai Allah... Apa yang akan kita jawab
di hadapan Nabi kalau kita jumpa dengan Nabi. Apa yang akan kita jawab kalau
kita jumpai dengan Abu Bakar, yang telah menghabiskan seluruh harta bendanya
untuk agama ini.
Apalah yang akan kita jawab wahai ibu-ibu yang mulia, kalau ibu-ibu jumpa
dengan sahabiah-sahabiah yang telah mengorbankan suami-suami mereka syahid di
jalan Allah.
Apa yang akan kita jawab sekiranya kita jumpa dengan anak-anak yatim para
sabahat, sedangkan mereka telah mengorbankan ayah-ayah mereka untuk perjuangkan
agama ini.
Agama ini sangat berhajat kepada pengorbanan, jama’ah yang mulia. agama
tidak akan tersebar dengan tulisan-tulisan, agama pun tidak akan tersebar
dengan baik, agama tidak akan pernah wujud dalam kehidupan kita tanpa kita
mengorbankan diri kita, jama’ah yang
mulia.
Sudah menjadi syarat agama akan terwujud melalui pengorbanan, jama’ah yang
mulia. hidayah akan datang dalam diri
kita melalui pengorbanan. agama akan tersebar, hidayah akan tersebar ke
ujung-ujung dunia melalui pengorbanan, jam’ah
yang mulia
Post a Comment