SINOPSIS
ILMU
PENDIDIKAN ISLAM
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA
Dalam
sinopsis buku Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multidispliner penulis
memberikan gambaran tentang pendidikan, bahwa; Hingga saat ini, mutu pendidikan
Islam masih jauh tertinggal dengan mutu pendidikan secara umum. Hal ini terjadi
antara lain, karena pelaksanaan pendidikan yang diselenggrakan oleh pelbagai
lembaga pendidikan Islam, masih belum dilakukan secera terncana dan terkonsep.
Visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, kualifikasi guru,
kriteria calon siswa, mutu kelulusan, standar sarana prasarana, biaya,
lingkungan, dan evaluasi tidak dirumuskan derdasarkan sebuah teori yang matang.
Disisi lain,
pendidikan Islam sendiri miliki keterkaitan yang erat dengan pelbagai disiplin
ilmu, misalnya; visi, misi, dan tujuan pendidikan Islam erat kaitanya dengan
filsafat; metodologi pengajaran erat kaitanya dengan psikologi dan kebudayaan;
kurikulumya erat dengan filsafat dan iptek; aspek pengelolanya erat kaitannya
dengan ilmu manajemen; aspek sarana-prasarana dan pembiayaan erat kaitannya
dengan ilmu ekonomi dan politik; aspek hubungan antara pendidikan dengan
peserta erat kaitannya dengan ilmu sosiologi dan psikologi, dan seterusnya.
Dalam daftar
isi penulis memberikan bab perbab penjelasan tentang pendidikan Islam dimulai
dengan pendahuluan. Penulis memberikan sedikit gambaran tentang dasar
pemikiran, tujuan, dan ruang lingkup serta metode dan pendekatanya terhadap
ilmu pandidikan Islam.
Bukti
penulis menyusun buku ini sesuai dengan kreteria penulisan ilmiah yang
berdasarkan fakta dan teori dalam dunia penulisan karya ilmiah, yang dapat
dibuktikan secara ilmiah akan keabsahan penulisan buku ini.
Bab kedua,
penulis memberikan penjelasan tentang pengertian, tujuan, dan ruang lingkup
ilmu pendidikan Islam. Pada bab ini penulis memaparkan arti dari pendidikan
Islam serta mendefinisikannya, juga hakikat dari pendidikan Islam itu sendiri.
Tidak lupa penulis juga penguatkan pendapatnya yang didapat dari al-Qur’an
maupun al-Hadits.
Tujuan ilmu
pendidikan Islam yang dikemukakan penulis dipaparkan sebagai berikut:
1. Pertama,
melakukan pembuktian terhadap teori-teori kependidikan Islam yang merangkum
aspirasi atau cta-cita Islam yang harus diikhtiarkan agar menjadi kenyataan.
2. Kedua, memberikan
bahan informsi tentang pelaksanaan pendidikan dalam segala aspeknya bagi pengembangan
pendidikan agama Islam.
3. Ketiga,
menjadi korektor bagi kekurangan teori-teori yang dipegangi oleh pendidikan
agama Islam.
Dari urian
diatas menggambarkan petapa pentingnya pendidikan agama Islam bagi pemeluknya.
Diharapkan dengan pendidikan yang sesuai dengan konsep al-Qur’an dan al-Hadits
dapat memberikan jalan dan ridho Allah SWT.
Bab Ketiga,
penulis menjelaskan tentang dasar-dasar dan asas-asas ilmu pendidikan Islam.
Asas-asas pendidikan dalam Islam, mengatakan bahwa berkenaan dengan dengan
asas-asas yang kita maksudkan, yaitu asas-asas pendidikan Islam, dapat kita
uraikan dalam enam asas sebagai berikut.
1. Pertama, asas
historis yang mempersepsikan si pendidik dengan hasil-hasil pengalaman
pendidikan masa lalu, dengan undang-undang dan peraturan-peraturannya,
batas-batas dan kekurangan-kekuranyannya.
2. Kedua, asas
sosial yang memberinya kerangka budaya darimana pendidikan itu bertolak dan
bergerak, memindah budaya, memilih, dan mengembangkannya.
3. Ketiga, asas
ekonomi yang memberinya perspektif tentang potensi-potensi manusia dan keuangan
serta materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya dan bertanggungjawab
terhadap anggaran belanja.
4. Keempat, asas
politik dan administrasi yang memberikannya bingkai idiologi (aqidah) darimana
ia bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah
dibuat.
5. Kelima, asas
psikologis yang memberikan informasi tentang watak pelajar-pelajar, guru-guru,
cara-cara terbaik dalam praktik, pencapaian dan penilaian.
6. Keenam, asas
filsafat yang berusaha memberikannya kemampuan untuk memilih yang terbaik,
memberi arah suatu sistem, mengontrolnya, dan memberi arah kepada semua
asas-asas yang lain.
Dari
uangkapan penulis yang dipaparkan memberikan gambaran tentang pendidikan agama
Islam khususnya bahwa, dalam pendidikan tidak terlepas dari dasar-dasar dan
asas-asas untuk mencapai pendidikan yang diharapkan. Yang dikemukakan penulis
tentang hal tersebut harus diikuti dan diimplementasikan kedalam dunia pendidikan
agar memberikan pendidikan yang diharapkan.
BAB KEEMPAT,
tentang pendidikan Islam dengan pendekatan normatif perenialis. Ajaran normatif
perenialis dalam pendidikan Islam yang dikemukakan oleh penulis adalah, bahwa
ajaran yang bersifat normatif yang bersumber dari ajaran-ajaran agama didunia,
termasuk agama Islam, merupakan ajaran yang dapat menyelamatkan manusia dari
keterpurukan dan kesesatan sebagaimana yang dialami oleh masyarakat modern saat
ini. Mereka memerlukan pencerahan kembali melalui ajaran normatif perenialis
yang terdapat dalam agama.
Pendidikan
Islam, sebagai bagian dari pendidikan pada umumnya, diharapkan dapat ikut
menyelesaikan permasalahan tersebut di atas dengan cara mengintegrasikan
nilai-nilai normatif perenialis tersebut ke dalam konsep dan praktik pendidikan
Islam.
Dalam
permasalahan ini penulis memberikan gambaran tentang pendidikan dengan dengan
pendekatan perenialis yang hakikat dari pendekatan tersebut kaitannya dengan
pengrtahuan mistik universal. Filasafat perenialis dipandang sebagai sebuah
filsafat yang menjelaskan segala kejadian yang hakiki menyangkut kearifan yang
diperlukan dalam menjalankan hidup yang benar adri segala aspek. Walaupun
secara singkat menjelaskan konsep tersebut, namun saya bisa menangkap dari apa
yang telah dituliskan, bahwa hakikat dari pendidikan Islam seseorang dapat
memahami kompleksitas perbedaan-perbedaan yang ada antara satu agama dengan
agama lain, dan antara tradisi dengan tradisi lain. Juga bisa dipahami bahwa
perbedaan adalah hal yang biasa tinggal bagaiman kita menyikapi perbedaan
tersebut hingga tidak terjadi perpecahan atau permusuhan karena perbedaan
adalah fitrah manusia.
BAB KELIMA, ilmu
pendidikan Islam dengan pendekatan sejarah. Melalui pendekatan sejarah
ditemukan informsi tentang pendidikan Islam sebagai berikut:
Pertama,
terdapat sejumlah lembaga pendidikan Islam yang pernah memainkan peranan dan
sumbangan bagi pengembangan ajaran Islam dan pemberdayaan umat.
Kedua,
berkaitan denagan metode yang digunakannya. Dilihat dari bahan kajiannya ada
yang bersifat riset kepustakaan dan riset lapangan; dari segi tujuannya ada
yang bersifat deskriptif eksploratif dan uji teori; dari segi pendekatan
analisisnya ada yang mengunakan analisis sejarah, ayitu analisis yang bertumpu
pada data dan fakta yang akurat dan seterusnya yang nanti digunakan sebagai
peningkatan kualitas pendidikan Islam.
Dari apa
yang diuraikan penulis, menunjukan revalitas sejarah bagi kepentingan
pendidikan Islam, dikarenakan peningkatan mutu kualitas harus ada perimbangan
dan itu mengaca pada perkembangan sejarah. Pendidikan bisa dikatakan maju jika
mampu melebihi pendidikan yang ada sebelumnya.
BAB KEENAM, ilmu
pendidikan Islam dengan pendekatan filsafat. Pada bagian penutup penulis
memaparkan; berdasarkan pemaparan diatas, dapat dikemukakan beberapa catatan
penutup bab ini, sebagai berikut.
1.
Dalam pemikiran filsafat, baik yang berasal dari filsafat Yunani, filsafat
barat dan filsafat Islam, terdapat pemikiran yang berkaitan dengan
pendidikan, baik secara teoritis maupun praktis. Hal ini membuktikan kebenaran
pendapat yang mengatakan bahwa filsafat memiliki sumabangan yang signifikan
dalam pembangunan konsep pendidikan.
2. Pemikiran
filsafat telah memberikan sumabangan dalam menjalaskan peran dan fungsi
pendidikan bagi kehidupan manusia, tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan,
proses belajar mengajar, profil pendidikan yang ideal, etika murid, dan
lingkungan pendidikan.
3. Pengaruh
pemikiran filsafat Barat ternyata ternyata lebih kuat dan lebih dahulu masuk
kedalam perumusan konsep pendidikan pada umumnya dan pendididkan Islam pada
khususnya. Hal ini terjadi karena kajian terhadap pemikiran filsafat barat
dalam hubungannya dalam perumusan konsep pendidikan lebih dahulu dilakukan
daripada kajian terhadap pemikiran filsafat Islam.
Dengan
demikian bisa dibilang bahwa ilmu filsafat itu terdiri dari dua bagian, bagian
pertama yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan bagian kedua yang
bertentangan dengan ajarn Islam. Dan patut diingat bahwa dalam beragama kita
tidak memerlukan filsafat karena nabi dan para sahabatnya juga tidak
mengajarkan ilmu filsafat.
Ar-Roziy
berkata dalam kitab Aqsaamul Ladzdzat : Saya telah menelaah buku-buku ilmu
kalam dan manhaj filsafat, tidaklah saya mendapatkan kepuasan padanya lalu saya
memandang manhaj yang paling benar adalah manhaj Al-Qur’an. Abu Hamidz
Al-Ghozali berkata di awal kitabnya Al-Ihya : Jika kamu bertanya : ‘Mengapa
dalam pembagian ilmu tidak disebutkan ilmu kalam dan filsafat dan mohon
dijelaskan apakah keduanya itu tercela atau terpuji ?’ maka ketahuilah hasil
yang dimiliki ilmu kalam dalam pembatasan dalil-dalil yang bermanfaat, telah
dimiliki oleh Al-Qur’an dan Hadits dan semua yang keluar darinya adakalanya
perdebatan yang tercela dan ini termasuk kebid’ahan dan adakalanya kekacauan
karena kontradiksi kelompok-kelompok dan berpanjang lebar menukil
pendapat-pendapat yang kebanyakan adalah perkataan sia-sia dan ingauan yang
dicela oleh tabiat manusia dan ditolak oleh pendengaran dan sebagiannya
pembahasan yang sama sekali tidak berhubungan dengan agama dan tidak ada
sedikitpun terjadi di zaman pertama.
Bab Ketujuh,
pendidikan Islam dengan pendekatan pskiologi, peran psikologi dalam
pengemabngan ilmu pendidikan Islam, sebagaimana telah dikemukakan diatas,
adalah ilmu yang membahas tentang berbagai teori dan konsep yang berkaitan
dengan komponen dan aspek pendidikan. Visi, misi, tujuan, kurikulum, proses
belajar mengajar, dan komponen pendidikan Islam lainnya dapat dirumuskan dengan
benar apabila melibatkan jasa psikologi.
Psikologi
perkembangan memiliki metode dan teori yang berbeda dengan psikologi belajar.
Dari segi metode, psikologi perkembangan berupaya membantu menjelaskan tentang
perkrmbangan individu yang diperoleh melalui studi yang bersifat longitudinal,
cross sectional, psikoanlitik, sosiologik atau studi kasus.
Pada bab ini
penulis mengungkapakan keterkaitan pendidikan Islam dengan psikologi. Saya
memberikan apreasi penuh pada penulis, dikarenakan memesukan kajian psikologi
dalam pendidikan, apalagi menjelaskan secara detail penjabaran pendidikan
dengan psikologi dan itu sangat bermanfaat.
Bab Kedelapan,
ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan sosiologi. Pendidikan dengan pendekatan
sosiologis dapat diartikan sebagai sebuah studi yang memanfaatkan sosiologi
untuk menjelaskan konsep pendidikan dan memecahkan berbagai problema yang
dihadapinya. Melalui pendekatan ini, interaksi antara pendidikan dan masalah
sosial dikaji secara seksama. Pendidikan, meenurut pendekatan sosiologi ini,
dipandang sebagai salah satu sosial, atau dicptakan oleh interaksi sosial. Para
sosiolog pendidikan mengkaji praktik-praktik pendidikan untuk membuktikan
hubungannya dengan kelembagaan, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, dan
berbagai komponen pendidikan lainnya.
Pada bab ini
juga penulis menguraikan tentang konsep pendidikan yang berbasis sosiologi yang
didalamnya mengandung beberapa visi pendidikan , misi pendidikan, tujuan
pendidikan, kuriulum pendidikan, proses pembelajaran, dan pengelolaan
pendidikan. Berdasarkan uraian yang dipaparkan penulis, saya mengamati
pendidikan semestinya tidak bisa lepas dari pengaruh sosial. Bukti konkritnya,
pendidikan yang maju adalah pendidikan yang dibarengi dengan mutu sosial yang
tinggi dan faktor dari keberadaan tingkat sosial dari peran guru dan siswa.
Bab Kesembilan,
ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan manajemen. Pendekatan mana jemen ini,
diartikan sebagai sebuah konsep yang mencoba menerapkan fungsi-fungsi manajemen
seperti planing (perencanaan), organising (pengorganisasian), actuating
(pelaksanaan), countrolling (pengawasan), dan evaluating (penilaian), serta
suvervising (pebaikan) dalam kegiatan pendidikan.
Pada ilmu
pendidikan Islam dengan pendekatan manajemen nantinya harus mengarah pada
standar pendidikan yang mencakup:
1.
Standar isi yakni, ruang lingkup materi dan tingat kompetensi yang
dituangkan dalam kreteria tentang kompetensi kelulusan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus pemebelajaran yang harus dipenuhi
oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
2.
Standar proses/kegiatan belajar mengajar, adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
3.
Standar kompetensi lulusan, dapat digunakan sebagai penilaian dalam
menentukan kelulusan pesera didik dari stuan pendidikan.
4.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan, adalah kreteria pendidikan prajabatan
dan kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam jabatan.
5.
Standar sarana prasarana, adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kerteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolah raga, tempat
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi, serta sumber belajar lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran.
6.
Standar pengelolaan, adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
denagn perencanaan, pelaksanaan dan pengawasaan kegiatan pendiddikan pada
tingkat satuan pendidikan.
7. Sumber
pembiayaan, adalah standar yang mengatur komponen dan besarnay biaya
operasional satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
8.
Standar penilaian pendidikan, adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.
Penulis
memeberikan gambaran tentang pendidikan Islam dengan penedekatan manajemen. Ada
pokok-pokok yang perlu diketahui oleh seorang pendidik dalam mengembangkan
model pembelajaran melelui manajemen yang harus diterapkan dalam mengelola
pendidikan. Ada yang perlu digaris bawahi dalam ilmu pendidikan Islam dengan
pendekatan manajemen yang dikemukakan penulis bahwa, keselarasan semua yang ada
dalam pendidikan Islam harus sesuai dengan batasan-batasan yang ditentukan oleh
ajaran Islam.
Bab Kesepuluh,
pendidikan Islam dengan pendekatan Information Technology (IT). Pandangan Islam
tentang sains dan teknologi pendidikan, sejak awal kelahirannya, Islam baik
secara normatif, filosofis, maupun aplikasi pragmatis telah memberikan
perhatian besar terhadap pentingnyasains dan teknologi .
Pengaruh
sains dan teknologi terhadap pendidikan saat ini amat besar terhadap kehidupan
manusia, terutama pendidikan, adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Berbagai hasil kajian para ahli TIK telah menunjukan dengan jelas, bahwa
pendidikan di masa depan adalah pendidikan yang berbasis TIK. Dengan penggunaan
TIK, seluruh paradigma pendidikan: visi, misi, tujuan, kurikulum, proses
belajar mengajar, kelembagaan, sistem, pola hubungan, penilaian, lingkungan dan
aspek pendidikan lainnya akan mengalami perubahan. Hal ini antara lain dapat di
buktikan dengan hadirnya sejumlah buku atau jurnal yang mencoba mengaitkan pendidikan
dengan TIK. Berbagai perubahan paradigma pendidikan tersebut secara singkat
dapat dikemukakan sebagai berikut.
Bab Kesebelas
ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan kebudayaan. A.L. kroeber dan Clyde
Kluckhohn, dala bukaunya Cultural: A Cricital Review of Concep and Devinition,
telah mengumpulkan kurang kurang lebih 161 definisi tentang kebudayaan. Pada
garis besarnya, definisi kebudayaan, dengan jumlah tersebut, terbagai dalam
berbagai kelompok yang meninjau kebudayaan dari berbagai sudut pandang.
Bab Keduabelas,
ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan politik. Secara harfiyah, politik dapat
diartikan sebagai usaha atau rekayasa yang diatur sedemikaian rupa dalam rangka
mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, politik yang dalam bahasa Arabnya dikenal
dengan istilah Al-siasyah berlaku pada aspek kehidupan, seperti pendidikan,
keluarga, ekonomi, budaya, kenegaraan, dan lain sebagainya. Dalam perkembangan
selanjutnya, politik sering dikaitkan dengan masalah kekuasaan suatu
pemerintahan. Di dalamnya, dibahas antara lain tentang usaha-usaha untuk
mendapatkan kekuasaan, mengelola, dan mempertahankannya agar kekuasaan,tersebut
tetap dapat dipertahankan. Pengertian politik, dalam arti kekuasaan atau
kebijakan yang berkaitan dengan urusan pemerintahan tersebut, tampaknya yang
paling menonjol dibandingkan dengan pengertian politik lainnya.
Bab Ketiga Belas,
ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan hukum. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia, terdapat beberapa pengertian tentang hukum. Pertama, hukum adalah
peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang dianggap berlaku oleh
dan untuk orang banyak. Kedua, hukum adalah segala undang-undang, peraturan,
dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup di masyarakat. Ketiga, hukum
adalah ketentuan (kaidah, patokan) mengenai suatu peristiwa atau kejadian (alam
dan sebagainya). Keempat, hukum adalah keputusan (pertimbangan) yang ditentukan
oleh hakim (di pengadilan).
Hubungan
ilmu pendidikan ilam dengan ilmu hukum dapat diartikan sebagai sebuah konsep
pendidikan dengan mengunkan fikih sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan
berbagai aspek dan komponennya. Visi, misi, tujuan, proses belajar mengajar,
pendidik, peserta didik, hubungan pendidik dan peserta didik, pengelolaan,
sarana prasarana, pembiayaan, lingkungan, dan evaluasi pendidikan dirancang
dengan mempertimbangkan kebijakan hukum. Uraian selanjutnya mengenai ilmu
pendidikan dengan pendekatan hukum ini dapat dikemukakan sebagai berikut.
Bab Keempat Belas,
penelitian ilmu pendidikan Islam denganpendekatan kualitatif. Pada bagian ini,
perlu dikemukakan terlebih dahulu pengertian penelitian kualitatif yang
didalamnya mencakup karateristiknya, setelah itu dilanjutkan dengan
syarat-syarat dan ketentuan (syarat rukun) yang harus dilakukan pada penelitian
kualitatif tersebut, sehingga hasilnya dapat diakui sebagai temuan yang valid.
1.
Pengertian
Metode
penelitian kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, fositifistik, dan
interpretative research. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru,
karena popularitasnya belum lama; dinamakan metode pospositifistik karena
berlandaskan pada filsafat pospositisme. Filsafat pos pasitifisme ini sering
pula sebagai paradigma interpretatif dan konstruktif yang memandang realitas
sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, komplek, dinamis, penuh makna, dan
berhubungan secara interakif (reciprocal).
2.
Langkah-langkah penelitian kualitatif
Terdapat
sejumlah langkah penelitian kualitatif yang harus ditempuh yang diharapkan
dapat menjamin kesahihan (validitas) hasilnya.
Bab kelima belas,
penelitian ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan kuantitatif. Metode
penelitian dengan pendekatan kuantitatif sering pula disebut sebagai metode
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah menjadi
tradisi sebagai metode penelitian. Selain metode ini juga disebut sebagai
metode positivistik, karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini
juga dapat disebut sebagai meyode ilmiah, yaitu konkrit, empiris, objektif,
terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery,
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Dan dinamakan metode kuantitatif, karena data penelitiannya berupa angka-angka
dan analisisnya menggunakan statistik.
Pendidikan
Islam yang telah disampaikan pada buku ini dapat memberikan gambaran tentang
ilmu pendidikan Islam dari beberapa perspektif. Secara garis besar bahwa, dalam
suatu pendidikan ada beberapa perspektif yang perlu diketahui oleh oleh guru
dalam pendidikannya. Sudah selayaknya buku ini adalah buku wajib bacaan bagi
mahasiswa untuk menambah wawasan dan khazanah keilmuan.
Post a Comment